TEMPO Interaktif, Jakarta - Hingga siang ini, lokasi bekas kerusuhan di depan kompleks makam Mbah Priuk, Koja Jakarta Utara masih dipadati warga. Mereka datang untuk sekadar melihat-lihat lokasi yang menjadi ajang bentrok antara warga dan Satuan Polisi Pamong Praja yang berusaha mengosongkan kompleks makam tersebut.
Sepasang suami istri dari Rawa Badak, Jakarta Utara sengaja datang ke lokasi untuk melihat suasana pascabentrok. Mereka mengaku selama ini belum pernah ke tempat itu. "Penasaran melihat berita di televisi," kata mereka. Sayang, mereka tak bisa memasuki areal makam. Pengelola makam memang hanya memperbolehkan pria dan wanita yang pakaiannya menutupi aurat untuk memasuki makam.
Kondisi ini juga dimanfaatkan sejumlah pedagang yang ingin mengeruk keuntungan. Sejumlah pedagang makanan dan minuman ringan terlihat menjajakan dagangannya di pintu gerbang makam. Karjo, 42 tahun, yang biasa berjualan es krim di depan RSUD Koja pun hari ini memindahkan gerobaknya ke makam.
Selain yang niatnya hanya rekreasi, sejumlah warga juga menjarah puing-puing kendaraan yang dibakar dalam kerusuhan kemarin. Menurut Firman, 33 tahun, warga Tanjung Priuk, besi rongsokan tersebut dijual ke lapak di Rawa Badak seharga Rp. 3.000,00/kg. Firman yang sehari-harinya menganggur ini mengaku sudah mendapat 49 kg besi sejak kemarin.
ADISTI DINI INDRESWARI