TEMPO Interaktif, Jakarta - Manajemen Terminal Peti Kemas Koja memperkirakan kerugian yang diderita mereka akibat kerusuhan saat penertiban kompleks makam Mbah Priok yang berakhir rusuh kemarin senilai Rp 3 miliar. Kerugian muncul akibat penghentian operasi pada shift dua dan tiga, pada Rabu (15/4).
"Yaitu sekitar jam empat sore hingga menjelang jam tujuh pagi," kata General Manager Terminal Peti Kemas Koja, Doso Agung, saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Kamis (15/4).
Penghentian operasi disebabkan oleh banyaknya konsentasi massa yang terlibat bentrok dengan aparat, di sekitar Terminal Peti Kemas Koja. "Kami putuskan berhenti, karena kami mengutamakan keselamatan karyawan," ujar Doso.
Total karyawan yang dimiliki oleh Terminal Peti Kemas Koja adalah 600 orang. Jumlah itu terdiri dari 498 karyawan organik, dan 102 karyawan outsourcing.
Namun, ia melanjutkan, kerugian terbesar justru dirasakan oleh perusahaan pemilik kapal pengangkut kargo. Sebab, kapal-kapal yang beroperasi memiliki jadwal yang harus dijalani tepat waktu. "Kalau tertahan atau terlambat melanjutkan perjalanan ke pelabuhan lain, ruginya cukup besar," kata dia.
WAHYUDIN FAHMI