TEMPO Interaktif, Mataram – Banyaknya etnis di Nusa Tenggara Barat (NTB) dinilai tidak menjadi mudah dikenali budayanya di luar daerah. Sebab, selama ini budaya suku Sasak (Lombok), suku Samawa (Sumbawa) dan suku Mbojo (Bima) memang memiliki perbedaan.
Karenanya, untuk menyatukan tampilan ketiganya, beberapa warga mengambil peran menggagas Sasambo (Sasak-Samawa-Mbojo) Project. Pertama kali menghasilkan album lagu pop Sasambo yang dicetak sebanyak 25 ribu keping VCD dan DVD.
Seterusnya akan menyajikan kuliner yang meramu menu khas Ayam Taliwang dengan pedasnya Sepat di Sumbawa dan rasa kecutnya bumbu masakan Bima. Kemudian, mereka akan menampilkan kreasi batik lokal Sasambo walaupun selama ini suku Sasak tidak mengenal adanya kain batik lokal.
Untuk kepentingan Sasambo Project tersebut beberapa orang warga mengambil peran membiayai rekaman album pop Sasambo yang terdiri dari 12 lagu ketiga etnis tersebut dan satu lagu yang berisi gabungan tiga etnis.
Rekaman VCD dan DVD tersebut akan disebarkan melalui tenaga kerja Indonesia yang hendak berangkat bekerja ke luar negeri atau dititipkan di Kedutaan Besar Indonesia. "Sudah ada kesepakatan untuk memperkenalkan Sasambo,’’ kata Koordinator Sasambo Project Irwan Pratsetya, ketika ditemui di ruang Humas Pemerintah Provinsi NTB, Sabtu (17/4) siang.
Menurut Irwan yang sehari-hari menjabat Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia NTB, pentingnya penciptaan album tersebut agar masing-masing etnis juga bisa menyintai kesemua lagu daerah tersebut. Sebab, selama ini lagu khas daerah Sasak berupa Cilokak tidak dimengerti oleh orang Sumbawa atau Bima.
Berbeda dengan lagu Poto Tano (Sumbawa) yang pop dinyanyikan Yuni Sara bisa dinikmati oleh orang etnis lain. "Promosi daerah melalui produk Sasambo ini lebih murah dibanding melalui televisi,’’ ujarnya.
Ia menyebutkan, promosi yang pernah dilakukan serempak di delapan televisi menghabiskan biaya hingga Rp 1,5 miliar. Sedangkan penggandaan 25 ribu keping VCD dan DVD hanya bermodal Rp 150 juta.
Itupun akan balik modal karena bekerja sama dengan Pelaksana Penempatan TKI Swasta yang membayar biaya produksinya. Setiap calon TKI akan diberikan dua keping album tersebut. Sedangkan masing-masing Kedubes dititipi 10 keping. Selebihnya disebarkan di daerah sendiri melalui pedagang grosiran.
Adapun rekaman lagu yang pertama Sasambo oleh penyanyi nasional Jopie Latul diiringi pemusik Bartje Van Houten (gitar), Dodi Purba (saxophone), Simon Matulesy (keyboard), Samy Matokoli (bass), Jumadi (keyboard).
Lainnya, masing-masing empat lagu. Sasak: Purnama Lek Atas Senggigi, Mutiare Ate, Telu Gili, Gile Mesak. Samawa: Mandanglin, Nongkaku Sangke, Mares Pamenli. Mbojo: Dana Mbojo, Lakey, Kalero, Pasar Senggol.
SUPRIYANTHO KHAFID