TEMPO Interaktif, Cirebon - Tawuran antar desa terjadi di Kabupaten Cirebon, Selasa (20/4) dinihari. Akibatnya sejumlah warga mengalami luka serta rumah mengalami rusak.
Berdasar informasi yang dihimpun, tawuran terjadi antara warga Desa Sirnabaya, Kecamatan Suranenggala dan Desa Purwawinangun, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Ketua RT 04/04 Desa Purwawinangun, Angger, mengungkapkan keributan sebenarnya dimulai karena hal sepele. "Awalnya terjadi pertengkaran anak kecil dari desa kami dengan desa sebelah," kata Angger. Antara Desa Sirnabaya dan Desa Purwawinangun sebenarnya hanya dibatasi jalan seluas lebih kurang enam meter.
Setelah itu, sekitar pukul 03.00 WIB, mulailah terjadi tawuran antar pemuda yang meluas hingga ke tawuran antar desa. Atap-atap rumah warga di kedua desa mulai dilempari batu. Tidak hanya itu warga pun menggunakan berbagai senjata tajam lainnya seperti golok dan panah untuk tawuran.
Akibatnya sejumlah rumah warga mengalami rusak dan terbakar. Yaitu rumah Sanita,60, warga RT 04/04 Desa Purwawinangun. Rumah Sanita terlihat habis terbakar. Selain itu empat rumah lainnya pun terkena lemparan bom molotov, yaitu rumah milik Kerta, Abdurahman, Sudari dan Yadi. Sedangkan belasan rumah warga lainnya mengalami kerusakan di bagian atap dan kaca akibat terkena lembaran batu.
Selain rumah, sejumlah warga pun mengalami luka-luka.Luka sebagian besar diakibatkan terkena panah yang menancap di bagian tubuh, seperti di mata, kami perut, dan dada. Mereka di antaranya Delvi, Yanto, Masnun, Andi dan Dedi. Mereka saat ini masih dalam perawatan di RSUD Gunung Jati dan RS Pelabuhan Cirebon.
Dedi, warga Blok Singapura, Desa Sirnabaya, yang mengalami luka terkena panah di bagian betis mengungkapkan ia tidak tahu menahu jika ada tawuran antar desa tadi pagi. "saat itu saya mau menjemput anak saya yang ada di Blok Larik," katanya. Tiba-tiba ada aksi saling serang dan ternyata Dedi pun terkena dampaknya. "Anak panah langsung menusuk betis saya," katanya saat ditemui di RSUD Gunung Jati.
Hingga berita ini diturunkan, kondisi di dua desa masih terlihat tegang. Petugas dari Polres Cirebon pun masih terlihat berpatroli di dua desa itu. Wakapolres Cirebon, Kompol Diki Budiman, mengungkapkan pihaknya sudah berupaya mempertemukan antar tokoh masyarakat di kedua desa yang memang sering melakukan tawuran itu. "Namun kendati sudah dilakukan, ternyata tawuran masih saja seing terjadi," katanya.
Diki pun mengakui, jika hampir setiap tahun antar dua desa itu terjadi tawuran. "Seperti sudah budaya," katanya. Karena itu menurut Diki, pihaknya masih terus mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan ini.
IVANSYAH