Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Undang-undang Pesisir Dinilai Langgar Hak Masyarakat Adat

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Undang-undang Nomor  27/2007  tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau  Kecil  dinilai melanggar hak masyarakat hukum adat. Sebab, beleid itu mengakibatkan masyarakat adat harus bersaing dengan korporasi untuk mendapatkan hak terhadap wilayah ulayat mereka.

"Mengapa harus ada keharusan (bagi) mereka untuk mengupayakan penghidupan di tempat yang sudah dihidupinya bertahun-tahun?" ujar  Henry Thomas Simarmata, penasehat senior Indonesian Human Rights Committee for Social Justice dalam sidang uji materi di Mahkamah Konstitusi, Selasa (27/4).

Menurut Henry, undang-undang itu mengatur perihal Hak Pengusahaan Perairan Pesisir yang membuka komersialisasi tanah dan berpotensi memarjinalkan masyarakat adat. Terlebih, Hak Pengusahaan itu bersifat closed ownership alias kepemilikan tertutup. Artinya, sekali Hak Pengusahaan didapat sebuah perusahaan, tertutuplah peran ekonomi dan ekologi pihak lain.
"Ini membahayakan ketahanan negara, ekologi, dan perekonomian Indonesia," kata dia.

Antropolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dedi Supriadi Adhuri, berpendapat serupa. Ia menuding pasal 16 ayat (1) dalam beleid  yang menyatakan pemanfaatan perairan pesisir diberikan dalam bentuk Hak Penguasaan, bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945.

"Pasal itu menganggap praktek hak ulayat dan pengelolaan pesisir/laut tradisional sebagai tidak ada dan digantikan dengan HP3," ujar dia. Dedi menyimpulkan bahwa aturan mengenai Hak Penguasaan menabrak konstitusi yang mengakui dan menghargai hak masyarakat adat beserta tradisinya. Padahal, tradisi masyarakat adat lazimnya menjaga kelestarian alam karena menyesuaikan eksploitasi sumber daya dengan siklus alam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Uji materi ini diajukan oleh sembilan lembaga swadaya masyarakat yang aktif mengadvokasi masalah lingkungan dan pertanian. Mereka ingin pasal-pasal beleid yang mengatur Hak Penguasaan dicabut karena mengkomersilkan pengelolaan laut dan pesisir. Undang-undang itu pun dinilai tumpang tindih dengan obyek perijinan di bidang kehutanan, pertambangan, dan pariwisata.

BUNGA MANGGIASIH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Yasonna dan Moeldoko Sarankan Masyarakat Judicial Review ke MK

25 September 2019

Yasonna Laoly menuding ada pihak yang menunggangi isu revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).
Yasonna dan Moeldoko Sarankan Masyarakat Judicial Review ke MK

Masyarakat harus menghargai mekanisme konstitusional karena Indonesia merupakan negara hukum.


Menkumham Tak Ambil Pusing RKUHP dan UU KPK Diuji Materi ke MK

19 September 2019

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (kanan) menyerahkan Pandangan akhir Pemerintah terkait Revisi UU KPK kepada Wakil Ketua DPR selaku pimpinan sidang Fahri Hamzah (tengah), Ketua KPK Bambang Soesatyo (kedua kiri), Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kedua kanan), dan Wakil Ketua DPR Utut Adianto (kiri) dalam Rapat Paripurna ke-9 Masa Persidangan I Tahun 2019-2020 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 17 September 2019. DPR RI mengesahkan Revisi UU nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi Undang-Undang. TEMPO/M Taufan Rengganis
Menkumham Tak Ambil Pusing RKUHP dan UU KPK Diuji Materi ke MK

Revisi UU KPK dinilai melemahkan komisi antirasuah , sedangkan RKUHP dipandang memuat pasal bermasalah berwatak kolonial dan mengancam demokrasi.


Jika Gugatan Masa Jabatan Wapres Dikabulkan, PKB Khawatir Ini

27 Juli 2018

(Dari kiri) Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq, Ketua DPP PKB Ida Fauziah, Luluk Hamidah, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, bersama Sekjen PKB Iman Nahrawi dan Wasekjen PKB Anggia Ermarini menghadiri peringatan 1000 Hari Wafatnya KH Abduramah Wahid (Gusdur) di kantor DPP PKB, Jakarta, Rabu, (26/9). TEMPO/Dasril  Roszandi
Jika Gugatan Masa Jabatan Wapres Dikabulkan, PKB Khawatir Ini

PKB khawatir uji materi tentang masa jabatan wapres justru akan memunculkan rezim otoriter.


Koalisi Khawatir Pelanggaran Etik Hakim Pengaruhi Putusan MK

7 Desember 2017

Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas memberikan keterangan terkait penarikan kembali permohonan uji materi UU MD3 oleh Koalisi Masyarakat Sipil di kantor MK, Jakarta Pusat,  7 Desember 2017. Tempo / Arkhelaus
Koalisi Khawatir Pelanggaran Etik Hakim Pengaruhi Putusan MK

Pencabutan gugatan dilakukan saat uji materi UU MD3 tersebut telah masuk pada tahap penyerahan kesimpulan dan menunggu Rapat Permusyawaratan Hakim.


Cabut Uji Materi UU MD3, Begini Alasan Busyro Muqoddas

7 Desember 2017

Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas memberikan keterangan terkait penarikan kembali permohonan uji materi UU MD3 oleh Koalisi Masyarakat Sipil di kantor MK, Jakarta Pusat,  7 Desember 2017. Tempo / Arkhelaus
Cabut Uji Materi UU MD3, Begini Alasan Busyro Muqoddas

Meski begitu, menurut Busyro Muqaddas, uji materi UU MD3 akan tetap berjalan dengan pemohon yang berbeda.


MK Menolak Gugatan Dosen UBK Soal UU Energi Menyekutukan Tuhan

11 Juli 2017

Anwar Usman menyapa wartawan sebelum mengikuti pengambilan sumpah di Istana Negara, Jakarta, 7 April 2016. Anwar Usman mengambil sumpah kembali sebagai Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi. TEMPO/Aditia Noviansyah
MK Menolak Gugatan Dosen UBK Soal UU Energi Menyekutukan Tuhan

MK tidak menemukan adanya rumusan dalam ketentuan Pasal 1 angka 4 dan 5 UU Energi yang dapat dimaknai sebagai tindakan menyekutukan Allah.


Tolak Gugatan OC Kaligis, MK: KPK Berhak Angkat Penyidik

9 November 2016

TEMPO/Seto Wardhana
Tolak Gugatan OC Kaligis, MK: KPK Berhak Angkat Penyidik

Mahkamah Konstitusi menolak gugatan OC Kaligis atas Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang penyidik KPK.


Uji Materi Perzinaan di MK, Hakim Ingin Sidang Komprehensif

7 November 2016

Ketua MK Arief Hidayat, memberikan keterangan kepada awak media setelah batal melakukan pertemuan dengan pimpinan Komisi III DPR, di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, 7 Maret 2016. TEMPO/Imam Sukamto
Uji Materi Perzinaan di MK, Hakim Ingin Sidang Komprehensif

Ketua MK Arief Hidayat ingin menyerap semua ahli sebelum memutuskan sidang uji materi pasal perzinaan.


Kirimi Ahok Tumpeng, Habiburokhman Ingin Menyindir

26 Oktober 2016

Pemotongan tumpeng oleh Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) di Balai Kota, Rabu, 26 Oktober 2016. TEMPO/ IHSAN
Kirimi Ahok Tumpeng, Habiburokhman Ingin Menyindir

Menurut ACTA, Ahok kalah dalam putusan Mahkamah Konstitusi atas
pengajuan uji materiil terhadap Undang-Undang Pilkada.


Tumpeng Ditolak Ahok, Habiburokhman: Enggak Ada Sianida, kok!

26 Oktober 2016

Pemotongan tumpeng oleh Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) di Balai Kota, Rabu, 26 Oktober 2016. TEMPO/ IHSAN
Tumpeng Ditolak Ahok, Habiburokhman: Enggak Ada Sianida, kok!

Tumpeng itu sebagai ucapan dari Habiburokhman dan ACTA kepada Ahok
yang akan masuk masa kampanye pilkada DKI.