“Mulai 1 Mei kami akan bergerak, karena waktu kami tidak panjang (untuk melakukan sensus). Hanya satu bulan,” kata Rusman ditemui Tempo seusai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat, di Senayan, Jakarta, Rabu (28/4).
Dalam sensus kali ini, BPS menyiapkan kurang lebih 700 ribu tenaga sensus di seluruh Indonesia untuk melakukan pendataan. Para pegawai tersebut akan diganjar dengan kompensasi antara RP 2,5 juta sampai Rp 3 juta.
Untuk menjaga keakuratan data hasil sensus, BPS juga menyiapkan tim monitoring. Tim tersebut bertugas sebagai pengontrol keakuratan standar operasional yang dilakukan tim sensus. “Jumlah mereka sekitar 1.600 orang,” ungkapnya.
Beberapa provinsi seperti Bali, Papua, Maluku dan Kepulauan Riau sudah terlebih dahulu melakukan sensus karena beberapa alasan seperti kendala geografis atau agenda lokal yang sulit digeser. Rusman berharap sensus tersebut selesai dalam waktu yang sama.
“Bali nanti kan ada pemilukada dan hari raya Galungan. Sedangkan daerah lain memiliki medan yang sangat sulit. Kalau dipaksakan (mulai di waktu yang sama), bisa-bisa tidak akan serentak selesainya,” tutur Rusman.
Rusman menargetkan, hasil resmi sensus sudah bisa diumumkan presiden saat pidato di sidang paripurna di pertengahan Agustus nanti. “Itu akan menjadi angka resmi jumlah penduduk Indonesia,” terangnya.
Oleh karena itu, Rusman mengharapkan kerja sama masyarakat untuk mensukseskan hajatan tersebut. menurutnya, rencana dan program kerja pemerintah hanya akan bisa sinkron jika tersedia data yang pas.
Pola ‘by name by adress’ yang dipakai dalam sensus tersebut diharapkan mampu mencatat jumlah penduduk Indonesia secara spesifik, baik orang lanjut usia maupun yang cacat. “Bahkan kami juga berencana akan mengumumkan siapa orang tertua di Indonesia,” kata Rusman.
ARIE FIRDAUS