Pendukung yang berjumlah ribuan orang itu mengatas namakan Gerakan Rakyat Tolak Pilkada Curang dipimpin oleh Rizal dan Gerakan Perempuan Anti Ijazah Palsu yang dipimpin oleh Alia.
Selain menyerang kantor polisi, mereka juga melakukan unjuk rasa di kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah Sumbawa Barat di kota Taliwang.
Itu adalah buntut dari pilkada yang berlangsung Senin (26/4) lalu. Berdasarkan Quick Qount (penghitungan cepat) oleh Konsultan Citra Indonesia-Lingkaran Survei Indonesia, pasangan Zulkfli Muhadli – Mala Rahman unggul 58,5 persen atas pasangan AmAn yang hanya 41,5 persen.
Kepala Sub Bidang Penerangan Umum Humas Polda Nusa Tenggara Barat Ajun Komisaris R Sujoko Aman membenarkan adanya aksi massa mendatangi Polres dan KPUD tersebut. "Tetapi sudah bisa diatasi. Di sana memang ada anggota Brimob dan Dalmas setingkat kompi yang di BKOkan dari Polda," kata Sujoko kepada Tempo.
Menurut Muhammad Sahril Amin Dea Naga kakak dari Andi Azisi Amin, selaku ketua Tim Pemenangan Pasangan AmAn menolak dugaan amuk tersebut karena kalah pilkada. Sebab angka penghitungan cepat yang dilakukan kubunya sendiri menempatkan perolehan suaranya Andi Azisi Amin - Dirmawan adalah 50,2 persen.
Sahril kepada Tempo mengatakan, banyak sekali kecurangan sistemik yang dibuat oleh incumbent. Diantaranya, politik uang nilainya sampai Rp 3 juta setiap kepala keluarga, hingga mengerahkan pegawai negeri sipil.
Sementara Mala Rahman saat dikonfirmasi TEMPO menyangkal tudingan tersebut. Dia mengklaim pilkada sudah sangat jujur, bebas rahasia dan adil. "Tidak terjadi pelanggaran," ucap calon Wakil Bupati incumbent periode 2005-2010 itu.
SUPRIYANTHO KHAFID