TEMPO Interaktif, Ciamis - Akibat genangan banjir luapan Sungai Citanduy, sebanyak 154 hektare tanaman padi yang berada di enam desa di dua kecamatan Ciamis, Jawa Barat, akhirnya mati. Tanaman padi dengan usia tanam 1-2 minggu tersebut dibiarkan saja oleh para penggarap.
Udin, petani asal Desa Tunggilis, Kamis (29/4), mengatakan akibat banjir yang bersifat rob-roban (bertahap) dari luapan Sungai Citanduy, sedikitnya 25 hektare sawah di Tunggilis terendam banjir.
Banjir yang berlangsung sepekan tersebut membuat padi dengan umur tanam sepekan membusuk sehingga kecil kemungkinan untuk bisa tumbuh kembali. “Tanaman padi menjadi mati,” ujarnya. “Kalau sudah begini sulit untuk tumbuh lagi.”
Hal yang sama diungkapkan Nono, petani Desa Padaherang. Menurutnya, meluapnya Sungai Citanduy kerap dikeluhkan para petani setempat. Kondisi sungai yang terlalu tinggi dibanding area pesawahan milik petani menjadi salah satu faktornya. Tak mengherankan akibat meluapnya sungai Citanduy tersebut menyebabkan tanaman padi yang berada disekitarnya tergenang banjir dan menjadi mati (puso).
Kini sedikitnya 25 hektare lahan pesawahan di blok Sukamanah, Desa Padaherang, masih terendam banjir.
Tenaga harian lepas BP3K Kecamatan Kalipucang, Ahmad Hidayat, mengatakan lembaganya telah mengimbau serta mengingatkan kepada petani untuk menunda dulu musim tanam, sebelum musim hujan benar-benar reda.
Sayangnya, tak sedikit petani yang membantahnya. Akibatnya, ketika Sungai Citanduy meluap maka usaha mereka merugi karena tanaman padi yang mereka tanam menjadi mati. “Mengingatkan sering sekali,” ujarnya. “Mungkin ini sudah dihadapkan pada masalah kebiasaan petani.”
Berdasarkan pantauan di lapangan, kata Hidayat, lembaganya mencatat rata-rata petani di daerah sekitar Sungai Citanduy melakukan penanaman sebanyak enam kali dalam setahun, namun hasil yang mereka dapatkan hanya satu kali panen, sehingga selebihnya hanya kerugian yang dialami petani. “Heran juga dengan mereka, padahal dihitung itu rugi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Padi dan Palawija Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis Yayat Sudaryat saat dihubungi Tempo Kamis (29/4), membenarkan terjadinya hal itu.
Berdasarkan data yang dihimpun dari sejumlah penyuluh, banjir yang diakibatkan meluapanya sungai Citanduy tersebut sedikitnya merendam enam desa di dua kecamatan, yakni Kecamatan Kalipucang dan Kcamatan Padaherang.
“Karena daerahnya kerap banjir, maka tidak ada ganti rugi bagi petani,” ujarnya. “Ini berdasarkan ketentuan yang berlaku.”
Total banjir yang menggenangi tanaman padi di dua kecamatan tersebut sekitar 154 hektar. Untuk Kecamatan Kalipucang, yaitu Desa Pamotan 15 hektare, Banjarharja 30 hektare, Kalipucang 20 hektare, Cibuluh 15 hektare, Tunggilis 25 hektare dan Kecamatan Padaherang, yaitu Desa Karangsari 25 hektare dan Ciganjeng 20 hektare.
JAYADI SUPRIADIN