TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) Jakarta Utara, Mohammad Halili, mengatakan akan mengerahkan sebanyak 6.000-7.000 orang untuk berunjuk rasa pada May Day atau Hari Buruh Internasional yang jatuh pada 1 Mei esok.
Massa antara lain berasal dari Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) dan Federasi Serikat Buruh Indonesia (FSBI). Mereka bekerja sebagai buruh di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung, Marunda, dan Kapuk, Jakarta Utara.
Halili mengatakan unjuk rasa kali ini akan fokus pada jaminan kesehatan. Menurutnya, UU Jamsostek Nomor 40/2004 tentang Jaminan Kesehatan Nasional belum diterapkan secara maksimal. "Negara harus menjamin kesehatan rakyatnya," kata Halili.
Selain itu, isu lokal KBN seperti jam kerja juga akan diangkat. Menurut Halili, buruh seringkali diharuskan bekerja melebihi waktu tanpa adanya penambahan upah.
Halili menegaskan, unjuk rasa akan berlangsung secara damai. "Kami juga tidak mau investor takut karena rusuh," katanya.
Untuk itu, pihaknya tengah menyiapkan dialog dengan pengelola KBN pada acara hari-H. Bahkan, sejumlah acara hiburan juga akan digelar. "Yang mengisi ya buruh-buruh juga," kata Halili lagi.
Halili berharap May Day dapat menjadi momen bagi buruh untuk mengerti hak-haknya, dan pengusaha dapat memahaminya. Buruh yang akan ikut berunjuk rasa umumnya bekerja di pabrik garmen. Sementara buruh bongkar muat pelabuhan akan berunjuk rasa di tempat lain.
ADISTI DINI INDRESWARI