TEMPO Interaktif, Depok - Dalam memperingati hari buruh (May Day), sebanyak 2.000 buruh Depok siap berdemo ke Istana Negara dan Gedung MPR/DPR Jakarta, besok (1/5). Rencananya, rombongan buruh tersebut akan berangkat dari Depok sekitar pukul 08.00.
Penanggung jawab Tim Advokasi Perburuhan Sugino mengatakan sebelum berangkat rombongan buruh akan berkumpul di dua tempat, yakni di Jalan Juanda dan di depan PT Sanyo, Cimanggis, Depok.
Rencananya, selain menggunakan bus, para buruh juga akan berangkat dengan kendaraan pribadi. “Ada 15 bus yang kami siapkan,” ujarnya ketika dihubungi Tempo, Jumat (30/04). Di Jakarta para buruh ini akan berkumpul dengan buruh-buruh se-Jabotabek.
Para buruh Depok menuntut adanya jaminan kesehatan seumur hidup bagi pekerja dan buruh selayaknya PNS dan TNI. Selain itu, mereka meminta DPR RI segera merevisi RUU Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS).
Dalam melakukan kegiatan ini, pria yang bekerja sebagai researching development di PT Meiwa ini mengaku telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Jika nantinya dalam perjalanan rombongan buruh Depok tidak bisa masuk ke Jakarta, maka orasi akan dipusatkan di gedung Balaikota Depok.
Ketua Apindo Depok Inu Kertapati mengatakan tidak akan melarang keinginan para buruh untuk menggelar aksi ke Jakarta. “Silakan saja, asal tidak mengganggu produktivitas,” katanya kepada Tempo, Jumat (30/04). Ia berharap demonstrasi bisa berlangsung tertib dan tidak ada buruh yang terluka maupun terkena razia.
Ia mengatakan selama ini sebagian besar pengusaha di Depok telah berusaha untuk memenuhi hak buruh, salah satunya dengan memberikan upah sesuai dengan UMK. “Kecuali kalau kondisi perusahaan nggak stabil, bisanya ajukan penangguhan,” kata dia.
Meski demikian, ia mengakui bahwa untuk jaminan sosial terkadang masih sulit diberikan karena minimnya dana pemerintah dan juga keterbatasan perusahaan.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Depok Achmad Kafrawi mengatakan bahwa sesuai imbauan Menakertrans, pada Hari Buruh pengusaha diminta melaksanakan kegiatan terkait, seperti bakti sosial, dialog bipartit dan tripartit, olahraga, dan panggung gembira.
“Secara lisan kita sudah imbau ke pengusaha untuk lakukan kegiatan ini,” katanya. Tetapi, jika para buruh tetap menginginkan aksi, maka ia berharap aksi dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku.
TIA HAPSARI