Ketua SBTPI, Ilhamsyah mengatakan mereka menuntut agar pihak TPK Koja membasmi berbagai pungutan liar (Pungli) yang kerap ada di dalam area pelabuhan. Setiap hari, para sopir biasanya terbebani Pungli Rp 20 ribu hingga Rp 35 ribu. Mulai dari pengambilan billing atau surat ekspor-impor hingga bagian survey, pos bea cukai, loket timbangan, keamanan pelabuhan, dan operator tanggo, para sopir harus menyetor Pungli.
Demonstran yang sebagian besar adalah sopir truk trailer ini juga menuntut pelayanan bongkar muat di TPK Koja lebih cepat. Menurut dia, Pungli dan biaya tambahan karena proses bongkar muat yang lambat menyebabkan ekonomi biaya tinggi. "Seharusnya uang tersebut untuk mensejahterakan kaum buruh transportasi," kata dia.
Tuntutan lain yang diajukan oleh massa SBTPI adalah nasionalisasi kepemilikan pelabuhan. Saat ini, sebagian saham pelabuhan dimiliki oleh pengusaha asing, misalnya PT JICT yang dikuasai oleh Hongkong.
Sekitar pukul 11.30, para demonstran bergerak menuju Bundaran Hotel Indonesia untuk bergabung dengan puluhan buruh lainnya.
Aksi damai memperingati Hari Buruh juga dilakukan oleh 7.000 buruh kawasan berikat nusantara (KBN). Kepala Kepolisian Resor Jakarta Utara Komisaris Besar Rudy Sufahriadi mengatakan polisi menempatkan 500 orang personel untuk menjaga ketertiban selama peringatan Hari Buruh. Penjagaan akan difokuskan di kawasan KBN dan wilayah sekitar Pelabuhan Tanjung Priok.
SOFIAN