Koordinator pengunjuk rasa, Aceng, 41 tahun, mengklaim, massanya berasal dari kampung Cikutra, Ciosa, Ciharalang dan Ligar Jaya, Desa Mkar Saluyu Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. "Ini aksi solidaritas terhadap Haji Adang yang tanahnya dicaplok pihak PT Bandung Pakar sejak 1990 lalu tanpa bayar," kata Aceng di lokasi demo, Sabtu (1/5). Tanah yang diklaim milik Adang itu seluas 1.200 meter berada tepat di lokasi tenda pendemo.
"Dulu tanah ini digunakan kebun dan makam leluhur Haji Adang," kata lelaki berkumis yang mengaku keponakan Adang itu. Aceng menuturkan, Adang menjadi korban patgulipat mafia tanah era 1990-an. Mafia menyerobot tanah pamannya itu lalu disertifikatkan atas nama Adun pada tahun 1992 warga setempat. "Padahal Adun sudah meninggal sejak 1986. Bagimana bisa dia tandatangan sertifikat enam tahun kemudian,"kata warga kampung Ciosa itu. Tanah itu lalu dijual ke PT Bandung Pakar, yang sedang membangun lapangan golf.
Menurut Aceng, Adang sendiri, yang sekarang tinggal di kawasan Jembar, Cicadas, Kota Bandung, hingga kini tak pernah sepeserpun menerima duit hasil penjualan tanah ke PT Bandung Pakar itu. "Kami akan terus menduduki lahan (lapangan golf) ini sebelum PT Bandung Pakar membayar uang pembelian atau ganti rugi kepada Haji Adang,"tandasnya.
Seorang staf Mountain mengatakan, pihaknya tak mengusir para pendemo. "Tapi kami berjaga supaya mereka tak sampai anarkis," kata lelaki paruh baya berkemeja biru yang menolak dikutip nama itu. Aksi demo pun tak menghentikan minat pemain golf. "Mereka (para pemain) tetap main. Karena lokasi yang diduduki pendemo hanya sebagian kecil saja dari lapangan, tingal dijauhi saja,"kata dia yang tampak mengawasi para pendemo tak jauh dari lokasi. Tentang ancaman aksi demo berkepanjangan, ia tak terlalu menggubris. "Kita lihat saja siapa yang lebih kuat bertahan."
Tentang tuntutan para pendemo, kata dia, beberapa kali PT Bandung Pakar sudah menciba agar para pendemo menunjukkan bukti-bukti dokumen otentik. "Tapi mereka tak bisa tunjukkan bukti-bukti (kepemilikan tanah), sedangkan kami bunya bukti jual beli," tandas dia.
ERIK P HARDI