Sementara selama triwulan pertama 2010 dari Januari hingga Maret angka impor mencapai US$ 30.037,2 juta, atau meningkat 57,3 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama setahun lalu.
Impor non minyak dan gas pada Maret 2010 mencapai US$ 8,80 miliar, atau meningkat 18,03 persen dibandingkan Februari 2010. Adapun impor migas menyumbang US$ 2,25 miliar atau naik 10,10 persen dari bulan lalu.
Pengimpor migas terbesar selama Januari-Maret 2010 adalah Cina dengan nilai US$ 4,13 miliar atau 17,36 persen, berbeda tipis dengan Jepang dengan nilai impor US$ 3,57 miliar atau 14,99 persen.
"Sedangkan Singapura, angka impornya US$ 2,51 miliar (10,55 persen)," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan, di kantornya, Senin (3/5). Adapun pasokan barang impor nonmigas dari negara ASEAN, menyumbang 23,89 persen, dan Uni Eropa sebesar 8,61 persen.
Nilai impor nonmigas terbesar pada Maret 2010 berasal dari golongan barang mesin atau peralatan mekanik, dengan nilai US$ 1,56 miliar, meningkat 13,03 persen dari Februari 2010. Adapun pada semester pertama tahun ini, secara kumulatif, angka impor naik 24,62 persen, dari periode yang sama 2009.
Neraca perdagangan Maret 2010 mengalami surplus US$ 1,58 miliar. Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-Maret 2010, mengalami surplus US$ 5,35 miliar.
ISMA SAVITRI