"Indeks kepercayaan tinggi karena negara-negara tersebut memiliki pasar domestik yang kuat," kata Vincent Sugianto, Head of Trade and Supply Cain HSBC Indonesia dalam HSBC Trade Confidence Monitor di Jakarta, Selasa (4/5).
Dengan melihat tingkat kepercayaan terhadap perdagangan, maka akan bisa dilihat seperti apa perkembangan investasi. "Karena kalau pelau usaha percaya, maka akan melakukan investasi," ujar Vincent.
Menurut Nirmala Salli, Head of Sales Trade and Supplay Chain HSBC Indonesia, bila pasar domestik sudah kuat, pengusaha akan melihat pasar ekspor. "Karena di pasar domestik sudah kuat, mereka sudah siap masuk di perdagangan internasional," kata dia.
Survei yang digelar HSBC Trade Confidence Monitor mengukur tingkat optimisme pelaku perdagangan internasional. Selain itu, HSBC juga mengukur pandangan pelaku perdagangan terhadap pertumbuhan bisnis ekspor-impor dalam enam bulan ke depan.
Survei dilakukan kepada 5.120 pengusaha yang tersebar di 17 negara. Sementara di Indonesia, survei HSBC dilakukan terhadap 300 pengusaha. Para pelaku usaha yang disurvei memiliki omzet usaha sebesar Rp 2,5 miliar hingga Rp 1 triliun.
Hasil survei HSBC dituangkan dalam bentuk indeks dari 0 sampai 200. Angka 200 merupakan skor tertinggi tingkat optimisme, sedangkan angka 100 adalah angka netral.
Survei menunjukkan, indeks kepercayaan secara global adalah 116. Adapun indeks kepercayaan Indonesia mencapai 128. Nilai indeks tertinggi diraih Uni Emirat Arab dengan angka 134 dan India dengan indeks 133. Sementara nilai indeks untuk Vietnam adalah 132 dan indeks kepercayaan pengusaha Cina sebesar 120.
Adapun negara di luar Asia dengan nilai indeks kepercayaan yang tinggi adalah Brasil. Indeks kepercayaan pelaku usaha Brasil terhadap perdagangan mencapai 129. Sementara indeks kepercayaan terendah adalah Prancis dengan nilai indeks 95.
EKA UTAMI APRILIA