TEMPO Interaktif, Malang - Organisasi petani menolak rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang pedoman perizinan dan usaha budidaya tanaman. Alasannya, peraturan tersebut justru mengebiri kreatifitas petani dalam melakukan pemuliaan benih tanaman pangan. Organisasi petani yang menolak diantaranya Aliansi Petani Indonesia, Kediri Bersama Rakyat, Front Perjuangan Pemuda Indonesia dan Ikatan Petani Pengendali Hama Terpadu Indonesia di Indramayu.
"Perusahaan swasta akan memonopoli budidaya benih tanaman pangan," kata juru bicara Aliansi Petani Indonesia, Muhammad Rifai, Rabu (5/5). Selain itu, pemodal asing dikhawatirkan akan mendominasi usaha budidaya bibit tanaman pangan. Padahal, katanya, usaha benih tanaman pangan sangat strategis jika dikuasai asing dikhawatirkan akan mengontrol pemerintah.
Aturan ini, justru akan mengancam petani yang melakukan budidaya bibit tanaman pangan. Sebab, petani menghadapi kriminalisasi dengan sangkaan mengedarkan bibit tanpa label dengan ancaman hukuman penjara lima tahun dan denda Rp 150 juta. Upaya kriminalisasi ini dialami 14 petani di Kediri yang berhasil memuliakan bibit tanaman jagung sejak 2005 lalu. "Terakhir Kunoto alias Kuncoro menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Kediri," ujarnya.
Ia khawatir dengan aturan ini petani justru tergantung dengan produsen benih. Padahal, selama ini banyak petani yang bereksperimen melakukan pemuliaan benih untuk kebutuhan sendiri maupun kelompok tani. Praktik pengadaan benih secara mandiri ini terjadi sejak jaman kolonial. Para petani memilah gabah dijadikan indukan bibit padi.
Menurut Rifai, API melatih para petani untuk membudidayakan bibit secara
mandiri. Para petani yang dilatih para ahli pemuliaan bibit diantaranya bibit tanaman pangan berupa padi dan jagung. Sedangkan, bibit sayuran belum tergarap secara maksimal. Ia berharap pemerintah justru membantu untuk mandiri menyediakan bibit tanaman pangan.
Ketua Ikatan Petani Pengendali Hama Terpadu Indonesia Indramayu, Warsiyah mengatakan para petani di daerahnya sejak sembilan tahun terakhir menyediakan benih secara mandiri. Benih yang berhasil dibudidayakan diantaranya benih padi dan labu. Sebanyak 24 kelompok tani menghasilkan 102 jenis bibit padi. "Setelah diseleksi tinggal 72 jenis," katanya.
Bibit tanaman padi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan petani Indramayu. Serta mengajak petani lain untuk membudidayakan benih secara mandiri. Diantaranya dengan pelatihan keterampilan pembibitan tanaman pangan melalui sekolah lapang pemuliaan benih.
EKO WIDIANTO