TEMPO Interaktif, Yogyakarta- Siswa SMP,MTs/SMPT di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak lulus pada ujian nasional kemarin sebanyak 21,98 persen atau 10.800 siswa dari total 49.126 yang mengikuti ujian 2010. Sebanyak tujuh sekolah siswanya tidak lulus semua.
Kepala bidang standarisasi pendidikan dan perencanaan Dinas Pendidikan Provinsi DIY, Baskara Aji mengakui prosentase siswa yang lulus tahun lalu lebih banyak dibandingkan tahun ini. “Tahun lalu yang lulus 93,46 persen. Tapi hasil ujian hari ini kan belum final, jadi kami masih berharap angka tidak lulusnya tidak lebih dari tahun lalu,” kata Baskoro di Gedung DPRD DIY, Kamis, (6/5) 10.800 siswa yang tidak lulus itu masih diberi kesempatan ujian ulangan pada 17-20 Mei 2010.
Merosotnya nilai ujian nasional tahun lalu juga terlihat dari banyaknya sekolah yang siswanya gagal dalam ujian. Baskoro mengatakan tahun ini ada 7 sekolah dari 514 sekolah yang semuanya tidak lulus. “Tahun lalu Cuma empat sekolah,” katanya. Sementara 27 sekolah si DIY, siswanya lulus semua. Wilayah Sleman, merupakan prosentase terbesar siswa tidak lulus tahun ini dengan capaian 24,08 atau 3007 siswa dari 12.490 siswa. Kota Yogyakarta di urutan kedua prosentase ketidaklulusan dengan angka 21,55 persen atau 1.763 siswa.
Urutan ketiga adalah Kulonprogo dengan prosentase ketidaklulusan 21,36 atau 1.391 siswa. Gunungkidul berada di urutan keempat dengan prosentase tidak lulus 21,19 persen dan jumlah tidak lulus 2.237. Terakhir, Bantul dengan prosentase tidak lulus 21,1 persen dari jumlah peserta 11.386 siswa atau tidak lulus 2.402.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Provinsi DIY diminta memaparkan hasil evaluasi di Gedung DPRD DIY bersama anggota DPRD Kabupaten/Kota se-DIY mengenai nilai ujian SMA. Sadar Narimo mempertanyakan target siswa lulus ujian ulangan yang akan berlangsung pada (10/5). “Mestinya Dinas Pendidikan punya target untuk kelulusan ujian ulangan ini,” kata sadar. Atas pertanyaan itu, BAskoro mengatakan mereka tidak punya target. Hanya saja, mereka punya harapan siswa yang tidak lulus tahun ini paling tidak angkanya sama dengan tahun lalu. “Kalau tahun lalu angkanya 6,4 persen, maka harapannya siswa yang tidak lulus sama dari tahun lalu,” kata Baskoro.
Arif Kurniawan, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sleman menilai anjloknya nilai ujian SMA karena kesiapan para guru. Kedua sertifikasi guru menyebabkan mereka tidak fokus mendampingi murid. “Mereka harus mengurusi berkas sertifikasi dan mesti mengajar di sekolah lain untuk memenuhi mengajar selama 24 jam,” kata Arif.
BERNADA RURIT