Tidak tampak aktivitas perdagangan karena tidak ada pengiriman barang ke pasar yang terletak di tengah Kota Surabaya itu. Sebab tidak ada pasokan barang ke pasar tersebut.
Sejak Rabu kemarin (5/5) seluruh akses jalan menuju pasar diblokir. Pemerintah Kota Surabaya telah memutuskan untuk mengosongkan pasar tersebut dan memindahkan para pedagang ke Pasar Induk Osowilangun. Namun pengosongan batal dilakukan karena mendapat perlawanan dari para pedagang.
Wartawan TEMPO yang melakukan pemantauan hingga siang ini melihat tim gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), kepolisian, TNI AD dan Dinas Perhubungan masih memblokir seluruh akses jalan yang menuju pasar tersebut.
Truk pengangkut barang dihalau sehingga tidak bisa masuk ke areal pasar. Kendaraan taktis (Rantis), mobil water cannon, serta mobil pemadam kebakaran juga tampak di lokasi penjagaan.
Kepala Bagian Bina Mitra Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Sri Setyo Rahayu mengatakan, tindakan pengamanan tetap dilakukan untuk menghindari terjadinya bentrok antara petugas dengan pedagang. ”Tergantung situasi,” tuturnya kepada wartawan ketika ditanya sampai kapan tindakan pengamanan dilakukan.
Akibat tidak bisa melakukan aktivitas perdagangan, para pedagang mengalami kerugian jutaan rupiah. "Sayuran segar sudah dikirim jauh-jauh dari Batu tapi tidak bisa masuk pasar," ujar seorang pedagang sayur, Aminudin. Dia mengecam tindakan Satpol PP dan polisi yang dinilai sewenang-wenang. "Kami diperlakukan seperti malaing. Berjualan saja tidak boleh,” ucapnya. DINI MAWUNTYAS.