Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pangdam Wirabuana Geram Gerombolan Berambut Cepak Merajalela

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Makassar - Panglima Kodam VII Wirabuana Mayor Jenderal Hari Krisnomo kian terusik dengan aksi perusakan yang terjadi di Pantai Laguna. Betapa tidak, oknum yang melakukan tindakan itu adalah gerombolan berambut cepak yang diduga berasal dari personel TNI.

Hari yang dikonfirmasi Tempo tadi sore mengaku gerah dengan ulah oknum-oknum itu. Penyerangan selama dua malam berturut-turut itu diduga adalah imbas atas tewasnya personel Batalion Kavaleri 10 Serbu Kodam VII Wirabuana, Prajurit Kepala Usman Embo, 30 tahun.

"Jika ada yang bisa buktikan mereka adalah oknum tentara, khususnya Angkatan Darat maka saya tidak segan-segan mengambil langkah tegas," ujar Hari yang mengaku sedang berada di Jakarta.  

Ia kembali menegaskan sejak awal telah mewanti-wanti agar personel TNI Angkatan Darat tidak menyikapi kejadian itu dengan tindakan kekerasan. Apalagi, proses kasus tersebut telah ditangani aparat kepolisian. Itu sebabnya, ia mengaku jika pelaku penyerangan bukan dari tentara.

Pihaknya, sambung Hari, belum menerima laporan dari tim khusus Detasemen Polisi Militer (Denpom) Makassar yang melakukan penyelidikan. Laporan yang dimaksud adalah keterlibatan oknum tentara dalam penyerangan, perusakan, dan pembakaran di Pantai Laguna.

Kegerahan itu bertambah lantaran peristiwa itu terjadi di saat dirinya sedang tidak berada di Makassar. Hari di Jakarta melakukan pertemuan dengan pejabat Komisi Yudisial. "Saya betul-betul merasa tidak nyaman jika ada pihak-pihak yang menduga itu adalah tentara. Tolong berikan bukti kepada saya agar saya bisa mengambil tindakan nyata," tuturnya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selama di Jakarta, proses penyelidikan kasus itu diserahkan sepenuhnya kepada tim Denpom Makassar. Menurutnya, tim khusus tersebut bekerjasama dengan polisi melakukan pengusutan. Sejauh ini, Hari mengaku belum menerima laporan hasil-hasil penyelidikan tersebut.

Ketua Tim Penyelidikan Insiden Pantai Laguna, Ajun Komisaris Besar Totok Triwibowo, enggan berkomentar terkait penyerangan itu. Saat ditemui di lokasi kafe yang terbakar, Totok memilih bungkam dan mengaku pihaknya masih terus menyelidikinya.

"Pembakaran ini tidak kami duga karena sebelumnya karena pintu masuk telah dijaga ketat. Tapi, ternyata pelaku lewat di bagian belakang," ujar Totok.

Menurut saksi mata, pelaku pembakaran dan perusakan melompati pagar tembok Pantai Laguna yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari Jalan Metro Tanjung Bunga. Beberapa di antaranya masuk ke kafe dan membakar, sedangkan lainnya menunggu di pinggir jalan dengan kendaraan roda dua.
 
ABDUL RAHMAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

22 Mei 2017

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat kembali membuka pendaftaran calon peserta Ekspedisi NKRI 2017.


Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

5 Oktober 2016

Pangkostrad TNI Letjen Edy Rahmayadi memberi arahan kepada Prajurit Batalion Infantri Para Raider 330 Kostrad saat akan diberangkatkan dalam Satgas Pam (Pengamanan) perbatasan RI-Papua Nugini melalui Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, 9 Mei 2016. TEMPO/Subekti
Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

Seharusnya TNI tidak dapat turun tangan dalam mengatasi konflik di tanah tersebut.


Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

25 April 2016

Sejumlah mahasiswa Papua yang tergabung dalam forum Mahasiswa peduli Rakyat Papua, menggelar Aksi Unjuk Rasa di depan Monumen Pembebasan Irian Barat di Makassar, Sulsel, 10 Oktober 2015. Dalam Aksinya mereka meminta kepada pemerintah Jokowi-JK, menyelesaikan kasus-kasus HAM yang terjadi di Papau dan membuka ruang demokrasi bagi rakyat papua. TEMPO/Iqbal Lubis
Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

Ada dua cara penyelesaian: pertama, dengan pendekatan politis; dan kedua, dengan pendekatan hukum.


BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

9 Februari 2016

Kepala BIN Letjen (Purn) Sutiyoso. TEMPO/Imam Sukamto
BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

Pemerintah menegaskan bahwa tindakan tegas tetap harus ada.


Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

28 Desember 2015

TEMPO/ Machfoed Gembong
Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

TNI Angkatan Darat juga menyiagakan intelijen untuk pencegahan dini serangan lanjutan.


Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

7 September 2015

Para korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu. Mereka rata-rata menderita luka tembak di bagian kaki dan tangan terkena serphan peluru. Dari 11 orang yang jadi korban tertembak, ada enam yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dok 2 Kota Jayapura, Papua, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

Menurut Komnas HAM, hampir setiap minggu terjadi kasus kekerasan di Papua.


Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

4 September 2015

Seorang mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Papua berorasi saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur, 24 Juni 2015. Dalam aksinya mereka menuntut pemerintah Indonesia untuk memberikan hak dan kebebasan menentukan nasib masyarakat Papua tanpa adanya intervensi dari militer serta menuntastan kejahatan kemanusiaan di tanah Papua. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

Para mahasiswa yang berdemo mengingatkan Jokowi kalau jumlah rakyat Papua yang terbunuh sejak 1 Mei 1963 mencapai 500 ribu jiwa.


TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

28 Agustus 2015

Prajurit TNI berjaga di kawasan Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua, (16/11). Wilayah tersebut memang kerap mengalami gangguan keamanan. ANTARA/Andika Wahyu
TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

Penembakan itu dilakukan dua pemuda mabuk yang belakangan diketahui anggota TNI di Mimika


Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

14 Agustus 2015

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur Papua Lukas Enembe dan Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua (LMA) Lenis Kogoya (kanan) meletakkan batu pertama pembangunan pasar Praha, Sentani, Jayapura, 28 Desember 2014. Dalam kunjungan kerjanya di Papua ini, Jokowi melakukan peletakan batu pertama pembangunan pasar di Papua yang dipusatkan di pasar Praha Sentani, Kabupaten Jayapura. ANTARA/Evarukdijati
Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

Staf Khusus Presiden Jokowi untuk urusan Papua ingin memboyong anak-anak Papua belajar sampai sarjana di Bandung.


KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

30 Mei 2015

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmantyo, beri keterangan pers usai Rapat Pimpinan TNI AD, di Balai Kartini, Jakarta, 8 Januari 2015. TEMPO/Imam Sukamto
KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

Nama Kodam baru di Papua belum ditentukan. Penetapan nama diserahkan pada masyarakat Papua.