TEMPO Interaktif, Cirebon - Tujuh orang tewas akibat pesta minuman keras di tiga lokasi berbeda di Kabupaten Cirebon. Polres Cirebon sudah mengamankan pedagang minuman keras tersebut.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, pesta miras itu dilakukan di tiga lokasi berbeda, namun pada hari yang sama, yaitu Rabu (5/5).
Di lokasi pertama, yaitu di Desa Jemaras Lor, Kecamatan Klangenan, usai panen Beni, Warseni, Suwandi, Dikin, Wadi dan Rat membeli minuman keras jenis mission untuk menghilangkan lelah. "Kami beli lima botol mission dicampur minuman berenergi," kata Suwandi.
Mereka minum pada Rabu (5/5) sekitar pukul 12.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. "Pada malam harinya dua kakak saya, Beni dan Warseni, sudah mengeluh tidak enak badan," kata Suwandi.
Keduanya muntah-muntah dan pusing yang teramat sangat. Karena kondisi yang semakin parah, Beni dan Warseni, keduanya warga Blok 3 RT 14 RW 03 Desa Jemaras Lor, pada Kamis sore (6/5) dibawa ke RSUD Arjawinangun. Namun, usai magrib, nyawa Beni tak terselamatkan, sedangkan Warseni meninggal malamnya sekitar pukul 22.00 WIB.
Pesta miras yang sama pun berlangsung di salah satu jalan di Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon. Di desa itu pada Rabu (5/5) diadakan pesta organ tunggal yang biasanya berlangsung dari pagi hingga dini hari, hampir 24 jam. Sekelompok warga pun membeli minuman keras berjenis mission yang kemudian dicampur anggur kolesom.
Namun, usai pesta miras, dua warga Desa Slangit, masing-masing Syarif bin Kartoni, 29, dan Buniri bin Senija serta dua warga Desa Kreyo, Kecamatan Klangenan, yaitu Saptori, 25, dan Warsadi, 25, mengeluhkan pusing dan muntah-muntah. Karena semakin kritis mereka berempat pun dibawa ke RSUD Arjawinangun, namun nyawa keempatnya tak tertolong.
Sedangkan pesta miras di lokasi ketiga dilakukan sekelompok warga Arjawinangun Jalan Baru Bangodua, Kecamatan Klangenan. Menurut Asep, seorang warga Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun yang ikut pesta miras itu, mereka membeli miras bermerk mission dengan harga Rp 25 ribu per botol. "Miras itu kami minum tanpa campuran apa pun," katanya.
Namun pada malam harinya, Asep mengaku mual dan pusing. "Perut saya sakit sekali, seperti teriris-iris," katanya. Karena tak kuat menahan sakit, Asep pun dibawa keluarganya ke RSUD Arjawinangun pada Jumat pagi dan langsung dirujuk ke RS Mitra Plumbon untuk mengeluarkan racun yang sudah menyebar ke darahnya.
Namun, Bukori, 18, warga Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun, yang juga teman dekat Asep, meninggal sebelum pukul 10.00 WIB saat dibawa ke RSUD Arjawinangun.
Hingga berita ini diturunkan masih ada warga lainnya yang dirawat di RSUD Arjawinangun sebanyak delapan orang dan di RS Mitra Plumbon sebanyak dua orang.
Kapolres Cirebon, Ajun Komisaris Besar Sufyan Syarif, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa tujuh warga Cirebon yang tewas akibat pesta minuman keras. Pihaknya, lanjut Sufyan, saat ini terus melakukan penyelidikan terhadap kasus ini.
"Kami pun sudah mengamankan pedagang minuman keras tersebut," katanya. Pedagang itu pun akan dimintai keterangan. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, pedagang tersebut bernama Casmita, warga Blok 2 Desa Slangit, Kecamatan Klangenan.
IVANSYAH