TEMPO Interaktif, Bandar - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Lampung memperingatkan potensi bahaya kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Lampung. Potensi kebakaran itu karena memasuki puncak musim kemarau yang akan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus.
“Setidaknya ada empat daerah yang harus diwaspadai yaitu Lampung Timur, Tulang Bawang, Way Kanan, dan Lampung Utara,” kata Bambang Nova Setyanto, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Lampung, Jumat (14/5).
Menurut data laporan cuaca harian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Lampung empat daerah itu terutama Taman Nasional Way Kambas harus mendapat perhatian khusus karena banyak hamparan rumput ilalang yang telah mengering. Angin dan suhu panas akan menyebabkan rumput yang telah kering itu mudah terbakar. “Masyarakat diminta tidak membuang puntung rokok sembarangan di kawasan hutan terutama petugas pemangku hutan,” katanya.
Selain faktor kesalahan manusia, kebakaran hutan juga bisa disebabkan karena faktor alam yaitu gesekan ranting kering. Gesekan ranting kering itu, kata dia, akan mudah terbakar jika tersiram terik matahari. “Petugas kehutanan harus menyiapka alat pemadam kebakaran di dekat lokasi,” tegas dia.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Lampung setiap hari mengeluarkan peringatan potensi kebakaran hutan dan lahan melalui pesan pendek ke petugas kehutanan, masyarakat, dan jurnalis. Laporan titik api juga disampaikan kepada aparat kepolisian, pemadam kebakaran dan pemerintah daerah. “Mengenai hotspot atau titik api selalu kita pantau melalui satelit,” katanya.
Sementara itu tiga daerah lain berpotensi terjadi kebakaran lahan yaitu Kabupaten Tulangbawang, Lampung Utara, dan Waykanan karena di daerah itu sebagian berupa daerah gambut dan perkebunan. Saat ini saja, kata dia, titik api banyak terlihat di tiga kabupaten itu. “Pokoknya harus waspada dan siaga menghadapi potensi kebakaran hutan tahun ini,” katanya.
NUROCHMAN ARRAZIE