Menurut Channel News Asia dalam pemberitaannya Jumat (14/5) ini, minyak mentah light sweet, kontrak utama New York, pengirimannya untuk Juni turun 1,25 dolar Amerika, dari 74,40 dolar Amerika per barel menjadi 73,62 dolar Amerika, tingkat terendah dalam tiga bulan.
Minyak mentah Laut Utara Brent di London untuk Juni turun 1,09 dolar menjadi 80,11 dolar Amerika. Mata uang tunggal Eropa turun drastis terhadap dollar Amerika pada Kamis karena para pedagang mencari tempat berlindung yang aman di mata uang Amerika Serikat dalam menghadapi hutang zona Eropa dan kekhawatiran kurangnya defisit.
Unit Zona Eropa tenggelam bersama di titik terendah 1,254 dollar Amerika, tidak jauh dari titik terendah dalam 14 bulan yakni 1,2529 yang turun pada satu minggu lalu. “Walaupun melemah, Euro masih memiliki harga yang berbobot,” ujar VTB analis keuangan, Andrey Kryuchenkov.
Kekhawatiran tentang bagaimana paket penyelamatan akan dilakukan, namun euforia awal dipotong pendek di atas kesepakatan. Uang kertas yang lebih kuat membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dollar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang yang lebih lemah.
Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional setuju, selama akhir pekan memberikan dana 750 milliar Euro untuk menyelamatkan krisis Yunani dan anggota Zona Eropa lainnya yang bermasalah.
Bagaimanapun juga, kekhawatiran tentang bagaimana paket penyelamatan akan dilakukan, memotong euforia atas perjanjian itu. Faktor lain yang mendorong turunnya harga minyak pada Kamis lalu adalah meningkatnya cadangan energi di Amerika, mengindikasikan melemahnya permintaan di negara ekonomi terbesar dunia, yang pulih dari resesi.
Departemen Energi Amerika Serikat mengatakan pada Rabu, bahwa cadangan minyak mentah meningkat 1,9 juta barel minggu lalu, dua kali lebih tinggi daripada yang diramalkan analis. Cadangan pada daerah kunci, Cushing, Oklahome, di akhir meningkat hingga tercatat 37 juta barel dari 36,2 juta di minggu sebelumnya.
Pada Rabu, Badan Energi Internasional memangkas proyeksi untuk permintaan minyak dunia tahun ini dalam menghadapi tekanan keuangan publik di Eropa dan tempat lain yang dapat menggagalkan pemulihan global dari resesi.
Permintaan minyak dunia diproyeksikan mencapai 86,4 juta barel per hari tahun ini, naik 1,9 persen dari tahun 2009 tetapi 220.000 barel per hari di bawah perkiraan IEA sebelumnya. "Stok semakin besar, permintaan tidak kembali sebagaimana yang diharapkan," kata Mike Fitzptarick, wakil presiden MF Global.
"Yang paling bisa dikatakan adalah sentimen telah berayun kembali ke arah skeptisisme bahwa yang giat, pemulihan berkelanjutan sedang berlangsung," katanya. "Melihat ke belakang, atau ke masa depan, dapat mengidentifikasi apakah hari ini sebagai awal dari kesadaran spiral deflasi yang panjang telah dimulai," tutur Mike
MUTIA RESTY / CHANNEL NEWS ASIA