"Ketidakpercayaan akan bisa recovery dengan cepat itu wajar, tapi negara kita masih dapat tumbuh dengan didukung kekuatan ekonomi domestik" ujar Achmad, Minggu (16/4). "Proses recovery juga masih harus menunggu pengaruh dari bail-out yang diberikan ke Yunani."
Menurutnya pula, selama tingkat suku bunga masih dijaga dalam batas tertentu, ke depan proses pemulihan akan berlangsung lebih cepat dari yang diperkirakan. "Kedepannya masih bagus, karena tingkat suku bunga di indonesia menjadi penarik investor untuk melarikan dananya ke negara kita," katanya. Ia mengutarakan bahwa untuk pemulihan negara dimulai dari sektor pasar modalnya terlebih dahulu, baru kemudian di sektor riil.
Sementara itu, sektor yang dinilai menarik investor ada pada sektor pertambangan, telekomunikasi, otomotif, dan perkebunan. "Perkebunan sebenarnya memiliki peluang untuk dapat menjadi pemicu pertumbuhan," ucap Achmad.
Untuk perbankan sendiri dianggap menjadi sektor yang tidak terlalu diminati investor. "Potensi perbankan sebenarnya masih bergerak baik, tapi masih perlu dilihat perbedaan antara suku bunga pinjaman bank dengan BI rate."
Akan tetapi, lanjut Achmad, dengan diturunkannya tingkat suku pinjaman bunga dan pemberian kemudahan aplikasi pada akhirnya akan dampak memberikan dampak yang baik bagi sektor perbankan.
RIRIN AGUSTIA