TEMPO Interaktif, BANDA ACEH - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengatakan akan membahas deklarasi jeda terbang (moratorium logging) dengan gubernur-gubenur yang wilayahnya kaya hutan dalam forum gubernur untuk iklim dan hutan (Governors's Climate and Forest) atau GCF di Banda Aceh. "Kita lihat nanti," ujar Gubernur Irwandi pada Tempo, Senin (17/5). "Kami tak akan memaksa."
Irwandi mengatakan sejatinya memberlakukan jeda tebang bukanlah sesuatu yang sulit. "Itu cuma masalah nyali aja," kata Irwandi yang sudah mengumumkan kebijakan jeda tebang sejak 2007. "Aku nggak kenal HPH. Mau dibilang melabrak aturan nasional atau internasional atau apa biar. Nggak mau dengar aku HPH. Pembawa bencana!"
Menurut Irwandi semestinya program jeda terbang ini sejalan dengan rencana pemerintah pusat untuk mengurangi emisi sampai 25% hingga 2012. "Tak ada alasan lain kecuali melindungi hutan," ujar Irwandi. Ia mengaku tak mau memaksa sejumlah sejawatnya yang memiliki hutan untuk bergabung. Sebab, kata dia, krisis yang terjadi selama ini seperti banjir dan kekeringan hanya bisa diselesaikan dengan hutan.
"[Itu] kalau mereka tak mau mengalami krisis yang sama," ujar Irwandi. Dijadwalkan hadir dalam forum ini Gubernur Papua Barnabas Suebu, Gubernur Papua Barat Abraham Atururi, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang. Aceh saat ini memiliki hutan seluas 3 juta hektare adapun Papua 10 juta hektare.
Forum gubernur ini menjadi penting buat Aceh yang sedang menjalankan program Aceh Green, sebagai upaya untuk membuka kerja sama Aceh dengan masyarakat nasional dan internasional. Juga memperjuangkan pengembalian hak-hak masyarakat lokal dalam mengelola dan menjaga hutan.
Dalam pertemuan ini diharapkan para gubernur akan bertukar pikiran dan diskusi tentang daerahnya. Semuanya dilakukan untuk menemukan sebuah formula dalam menjaga lingkungan secara global. Forum yang diikuti lebih dari 150 peserta ini digelar sampai 22 Mei 2010.
| ADI W | ANDREE PRIYANTO