Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mengatakan, negosiasi harus segera diselesaikan untuk menyelesaikan pemadaman listrik dalam sistem kelistrikan Palu, Sulawesi Tengah. Sejak pekan lalu, pembangkit listrik tenaga uap milik Luhut Panjaitan itu tak mendapat pasokan batu bara karena harga belinya tak sesuai keekonomian.
Hal itu terjadi karena dalam kontrak awal PLN membeli listrik dari pihak swasta dengan harga yang dipatok tidak lebih dari Rp 450 per kilo watt jam. Dengan harga itu kontraktor listrik swasta tidak bisa membeli harga batu bara sesuai keekonomian sekarang.
Adapun, PLN tidak bisa melakukan penyesuaian harga karena takut tersangkut kasus korupsi. "Kontrak jual-beli listriknya 25 tahun dan sekarang baru berjalan dua tahun," kata Dahlan seusai rapat dengar pendapat Komisi Energi dan Lingkungan Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Selasa (17/5).
PLN telah membentuk tim negosiasi ulang kontrak. "Harus ada usaha khusus karena di Palu tidak ada pilihan bahan bakar lain untuk pembangkit listrik," tuturnya. Tingkat pemadaman listrik di Palu dan sekitarnya mencapai 18 jam pekan lalu. Pemadaman mencakup Kota Palu, Donggala, Parigi Moutong, dan Sigi. Jumlah pelanggan PLN mencapai 200 ribu.
Selain karena tidak adanya batu bara ke pembangkit listrik Tawaili, dua mesin pembangkit diesel milik perusahaan pelat merah itu juga mengalami kerusakan. Akibatnya, sistem kelistrikan di wilayah itu kehilangan daya 35 megawatt dari daya terpasang 45 megawatt.
Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Jacobus Purwono mengatakan, dalam jual-beli listrik memang seharusnya swasta tidak boleh ambil untung atau rugi dari pembelian bahan bakar pembangkit. "Harusnya dari dulu harga batu baranya mengikuti harga pasar," katanya.
SORTA TOBING