Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Masih Seksi di Mata Investor Minyak

image-gnews
AP/Hasan Jamali
AP/Hasan Jamali
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Indonesia masih menjadi daerah tujuan investasi minyak dan gas bumi yang menarik bagi sebagian besar kontraktor khususnya investor dari luar negeri. Selain memiliki sumber daya alam tambang melimpah yang belum dieksplorasi seluruhnya, permintaan energi global juga masih tinggi.

“Permintaan dunia terhadap minyak dan gas semakin meningkat. Ditambah perkembangan teknologi di bidang eksplorasi dan eksploitasi migas yang semakin maju, investasi masih menjanjikan,” kata Terry S. McPhail, President and General Manager ExxonMobil Affiliates in Indonesia di Jakarta, Rabu (19/5).

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R. Priyono. BP Migas mengakui masih membutuhkan kontraktor migas andal untuk mengoptimalkan eksplorasi migas. “Sumber daya alam tambang di Indonesia sangat melimpah, tentu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena itu operator migas yang kompeten masih sangat diperlukan,” katanya.

Priyono menambahkan, investasi diperlukan untuk menemukan cadangan migas baru. Dilihat dari data geologis, ujarnya, industri migas di Indonesia masih sangat atraktif, karena masih banyak cadangan migas yang masih dapat dieksplorasi.

Cadangan minyak Indonesia tahun lalu mencapai 7,9 miliar barel, 4,3 miliar barel di antaranya cadangan minyak terbukti. Sedangkan cadangan gas yang dimiliki Indonesia pada 2009 sebanyak 159 triliun kaki kubik (TCF), sebesar 107 TCF di antaranya berupa cadangan gas terbukti. “Keduanya ditemukan di Indonesia bagian Barat dan Tengah,” ujar Priyono.

Biaya produksi minyak dan gas di Indonesia juga jauh lebih murah dibandingkan biaya produksi rata-rata dunia. Pada 2009, kata Priyono, untuk memproduksi minyak per barel diperlukan biaya US$ 11,95, sedangkan biaya produksi dunia mencapai US$ 34,34 per barel.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Priyono sepakat dengan pernyataan Wakil Presiden Boediono bahwa sektor hulu migas tidak hanya berperan sebagai pengeruk pendapatan dan devisa bagi negara, namun juga sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi masyarakat. “Penerimaan negara dari migas pada 2009 mencapai US$ 19.832,93 juta, dan memenuhi 30 persen dari pendapatan negara,” ujar dia.

Menurut Terry S. McPhail, untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif Indonesi perlu melakukan beberapa hal seperti menciptakan stabilitas fiskal, menentukan harga yang kompetitif di tingkat regional, dan menciptakan pemerintahan yang transparan. “Kami juga memerlukan kebijakan di sektor migas yang efisien, transparan, dan kebijakan terkait pajak serta insentif,” ujarnya.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemerintah Didorong Segera Rampungkan Revisi UU Migas

3 Oktober 2017

Pemerintah Segera Ajukan Draf Amendemen UU Migas
Pemerintah Didorong Segera Rampungkan Revisi UU Migas

Pemerintah diminta segera mengambil sikap ihwal revisi Undang-undang Minyak dan Gas. Pengurus Serikat Pekerja Satuan Kerja Khusus Migas Bambang Dwi Djanuarto?menilai pemerintah kurang responsif dalam menyelesaikan revisi UU Migas.


Penjelasan ExxonMobil Mundur dari Konsorsium Gas Natuna

19 Juli 2017

Exxon Mobil.  REUTERS/Jessica Rinaldi
Penjelasan ExxonMobil Mundur dari Konsorsium Gas Natuna

Kementerian ESDM menjelaskan alasan ExxonMobil mundur dari konsorsium penggarap lapangan gas di perairan Natuna.


Exxon Mundur dari Konsorsium Blok East Natuna

19 Juli 2017

Logo Exxon Mobil. REUTERS/Lucas Jackson
Exxon Mundur dari Konsorsium Blok East Natuna

Selain Exxon, konsorsium perusahaan pengelola Blok East Natura
terdiri dari PT Pertamina (Persero) dan PTT EO (Thailand).


Dinilai Tak Ekonomis, ExxonMobil Akan Hengkang dari East Natuna

18 Juli 2017

Dinilai Tak Ekonomis, ExxonMobil Akan Hengkang dari East Natuna

Dari kajian yang diselesaikan pada Juni 2017 itu didapatkan
bahwa proyek pengembangan gas East Natuna tidak layak
investasi.


Begini ExxonMobil Buktikan Komitmen Berbisnis di Indonesia

28 April 2017

Logo Exxon Mobil. REUTERS/Lucas Jackson
Begini ExxonMobil Buktikan Komitmen Berbisnis di Indonesia

ExxonMobil Lubricants Indonesia berpartisipasi dalam Indonesia
Truckers Club TalkBiz 2017 sebagai bentuk komitmen perusahaan
di Indonesia.


Biaya Produksi Minyak Blok Cepu US$ 2,4 Per Barel

19 April 2017

Pertambangan minyak Exxon Mobil Oil Indonesia Inc
Biaya Produksi Minyak Blok Cepu US$ 2,4 Per Barel

Biaya produksi minyak mentah di Blok Cepu dinilai lebih ekonomis.


Uji Coba, Produksi Minyak Banyu Urip Exxon 200 Ribu Barel

19 April 2017

Exxon Mobil.  REUTERS/Jessica Rinaldi
Uji Coba, Produksi Minyak Banyu Urip Exxon 200 Ribu Barel

ExxonMobil Cepu limited memastikan hasil uji coba produksi
minyak mentah di lapangan Banyuurip, salah satu kawasan blok
Cepu meningkat.


ExxonMobil Tuntaskan Akuisisi InterOil Pekan Ini

21 Februari 2017

Exxon Mobil.  REUTERS/Jessica Rinaldi
ExxonMobil Tuntaskan Akuisisi InterOil Pekan Ini

Pemegang saham InterOil Corporation akhirnya menyetujui rencana penjualan ke ExxonMobil Corporation dengan nilai US$2,5 miliar.


Revisi UU Migas Akan Atur Badan Usaha Khusus Migas

19 Februari 2017

Kurtubi. TEMPO/Tommy Satria
Revisi UU Migas Akan Atur Badan Usaha Khusus Migas

Badan Usaha Khusus ini, menurut Kurtubi, berbeda dengan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.


Kapasitas Produksi Blok Cepu Ditargetkan Naik 20 Persen

21 Januari 2017

Pertambangan minyak Exxon Mobil Oil Indonesia Inc
Kapasitas Produksi Blok Cepu Ditargetkan Naik 20 Persen

Saat ini produksi Blok Ceput mencapai 185 ribu barel per hari.