Satu diantaranya tewas, sementara tiga lainnya hingga sore kemarin dalam keadaan kritis. Peristiwa itu bermula saat pemadaman bergilir listrik yang dilakukan Perusahaan Listrik Negera Palu di Jalan Imam Bonjol, Palu Barat. Seperti biasa Hasanudin, 58, menyalakan genset mereka. Awalnya mesin listrik tersebut diletakkan di teras toko, namun khawatir soal keamanan, Hasanudin kemudian memasukkan mesin listrik dalam ruangan.
Sekitar pukul 19:00 seluruh anggota keluarga tertidur pada ruangan toko, tempat mesin listrik tersebut diletakkan. “Saat kejadian seluruh korban dalam keadaan tidur,” kata Kepala Kepolisian Sektor Palu Barat, Ajun Komisaris Achmad Darmianto
.
Beberapa warga yang curiga terhadap gumpalan asap dari ruangan toko, langsung mendobrak pintu toko, keempat korban ditemukan dalam keadaan lemas. Keempat korban masing-masing Hasanudin, 58, Andi Hariyadi, 33, Mariani, 32, dan seorang bayi bernama Aptal, 9 bulan, kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Anutapura.
Setelah menjalani perawatan kurang lebih satu jam, Aptal kemudian tewas, sementara tiga korban Hasanudin (kakek korban), Andi Hariyadi (Ayah korban), dan Mariani (Ibu korban) terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Undata dalam kondisi sekarat. Korban Aptal dipastikan tewas akibat kekurangan oksigen dan racun asap mesin listrik yang mengendap di dalam tubuhnya. “Akibat kekurangan oksigen,” kata Kepala Polsek.
Sementara itu pemadaman listrik Palu berpola 3:9, yakni tiga jam menyala dan padam sembilan jam sudah berlangsung hari ke empat. Warga mulai resah akibat pemadaman itu.
Warga di BTN Palupi mengaku kesulitan mengkomsumsi air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Palu karena pompanisasi PDAM tak berfungsi akibat pemadaman. “Saya dengar dari Masjid warga disuruh mengambil air wudhu di rumah masing-masing karena air di masjid tak ada,” kata Surya, warga BTN Palupi.
DARLIS