Para pengunjukrasa yang di dominasi Forkot dan PMII Komisariat Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi menyampaikan aspirasinya di depan menteri, mengenai maraknya kerusakan hutan yang terjadi di wilayah Tasikmalaya.
Namun aksi mereka telah tercium aparat kepolisian hingga aksi pun dihadang. Sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dengan aparat kepolisian hingga salah seorang tersungkur. Tidak hanya disana, bahkan bentuk kekesalan mereka ditumpahkan dengan menghadang kendaraan tamu yang lewat.
Akibatnya kendaraan tamu yang keluar dari lokasi acara mesti mendapatkan pengawalan pasukan polisi. Aksi mahasiswa itu baru reda setelah pimpinan Pandok pesantren Al Amin Kawalu, Wawan Zarkasih melakukan mediasi dengan mahasiswa.
Kordinator aksi Lapangan Nanang Faturohman, dalam keterangannya, Kamis (20/5) mengatakan, sejak awal dirinya sudah merencanakan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat mengenai maraknya kerusakan lingkungan diwilayah Tasikmalaya kepada menteri dengan tertib.
Namun rencana aksi mereka dihadang petugas Kepolisian Resor Kota Tasikmalaya yang sejak pagi telah menunggu aksi mereka. “Sebenarnya kita ingin menyempaikan aspirasi dengan tenang kepada menteri,” ujar dia. “Namun tiba-tiba aparat menghadang kami.”
Mereka menyayangkan upaya aparat kepolisian dan satuan polisi pamong praja yang terlalu berlebihan, terlebih aksi yang dilakukan oleh mereka dilakukan secara tertib. “Mereka terlalu berlebihan,” ujarnya.
JAYADI SUPRIADIN