TEMPO Interaktif, Denpasar - Korban minuman keras arak yang dioplos dengan methanol di Bali terus berjatuhan. Jumlahnya bertambah menjadi lima orang. Namun Kapolda Bali Irjen Pol Sutisna mengaku kesulitan untuk menangani masalah itu.
”Sudah kita himbau agar jangan berlebihan saat berpesta. Itu kan sangat berbahaya. Dikasih korek api saja langsung terbakar,” ujarnya, Senin (25/5) di Denpasar. Dia mengaku sudah berkali-kali melakukan pembuat maupun warung miras. Namun tanpa kesadaran masyarakat hal itu sulit diatasi karena mereka pun bisa mengoplosnya sendiri.
Sementara itu korban terbaru dari arak oplosan ini adalah Made Sudarsana, 28, dan AA Ngurah Sudiarta, 45. Keduanya tewas di RSUP Wangaya pada Senin (24/5) . Menurut Humas RSUP Sutikayasa, Sudarsana sudah meninggal ketika tiba di rumah sakit, sedang Sudarsana sempat dirawat di ruang ICU. Dalam keterangan dokter, kematian mereka sama-sama disebabkan oleh keracunan methanol.
Sementara itu sebelumnya tga orang tewas di RSUP Sanglah Denpasar setelah menikmati arak oplosan di dua lokasi yang berbeda. Mereka itu adalah Risqi Garandika (18) dan Anton (25) dari Denpasar. Satu korban lainnya adalah Gde Budiarta di Tabanan.
Selain kedua korban itu terdapat satu korban yang selamat karena sempat menjalani cuci darah yaitu Nurul Hidayat, 30. Sayangnya, korban maupun keluarga korban tewas enggan memberikan keterangan kepada polisi. Mereka juga menolak dilakukannya otopsi pada mayat korban dan langsung membawanya pulang ke rumah masing-masing.
ROFIQI HASAN