Menurut Kepala Kantor Lingkungan Hidup Jakarta, Abdul Malik, perwakilan Kota Kitakyushu akan menyambangi Jakarta pada 7 Juni nanti. "Mereka akan mempresentasikan konsepnya," kata Abdul saat dihubungi Tempo sore ini. Abdul menerangkan, tim dari Jepang ini akan membantu dari segi teknis dengan mengirim tenaga ahli pembuat kompos.
Menurut dia, teknologi pembuatan kompos yang digunakan wilayahnya selama ini menghasilkan sampah yang bersifat anaerob (basah), sehingga masih mengandung gas metan tinggi. Pengolahan sampah Takakura, dijelaskan Abdul, menghasilkan kompos sampah organik yang lebih aman. "Kering, tidak bau, dan berbakteri," katanya.
Besok (1/6), Pemerintah Kota akan melakukan rapat pembahasan mengenai kerja sama ini. Abdul tidak menjelaskan apakah sudah ada nota kesepahaman (MoU) antara Jepang dan pemerintah kota. Rencananya, beberapa wilayah di Kecamatan Cempaka Putih akan menjadi Pilot Project penerapan metode itu pada 2010. Sebelumnya Kota Surabaya juga mengadopsi metode Takakura pada 2006 silam.
"Mereka berhasil," katanya. Dari situ, sejumlah kota, seperti Balik Papan, Palembang dan Tarakan, termasuk Jakarta Pusat mengikuti cara pengolahan sampah Kota Pahlawan itu. Jika berhasil, Pemerintah Kota akan menerapkan metode ini secara berkesinambungan di sekolah, kantor, pasar, kelurahan serta kecamatan dan puskesmas. "Itu nanti, pada 2011 hingga 2012," ujar Abdul.
HERU TRIYONO