TEMPO Interaktif, Jakarta - Medical Emergency Rescue Committee belum bisa menghubungi empat anggotanya yang berada dalam kapal Mavi Marmara, kapal Induk dalam konvoi armada kebebasan (Freedom Flotilla) ketika menuju Gaza, Palestina.
" Kontak terakhir delapan jam lalu, dan situasi masih aman," ujar Presidium "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia, Sarbini Abdul Murad, ketika dihubungi Tempo Senin (31/5)
Dalam kapal tersebut tercatat ada 12 Warga Negara Indonesia termasuk empat anggota Mer-C. Keempat angota Mer-C adalah seorang dokter, Arif Rahman; Nurfitri Taher, Abdillah Onim, dan Nur Ikhwan Abadi. "Tiga lelaki dan satu perempuan yang ada disana,"jelasnya.
Gerakan "Flotilla to Gaza" adalah salah satu gerakan protes kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah. Sejumlah tokoh, pegiat HAM, relawan, dan LSM dari 50 negara mengarungi lautan Internasional untuk menembus blokade darat oleh Israel terhadap penduduk Gaza.
Mer-C membawa bantuan material bangunan dalam konvoi armada kapal tersebut. "Ini untuk peletakan batu pertama rumah sakit di Gaza," jelas Sarbini.
Sarbini menyatakan hingga saat ini belum bisa menghubungi langsung keempat anggotanya. "Kondisi terakhir tidak tahu persis, karena putus jaringan akses kesana," ungkapnya. Kabar terakhir yang diperolehnya, dua helikopter Israel menembaki kapal Induk Mavi Marmara yang berisi 800 orang dari 50 negara tersebut.
DIANING SARI