TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah masih mencari informasi korban penyerangan kapal kemanusiaan Mavi Marmara di Israel. Hingga kini, pemerintah masih berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Turki dan Amman. "Kami sedang berkomunikasi. Mohon tunggu sebentar," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah, saat dihubungi, Senin (31/5).
Kapal kemanusiaan itu mengangkut logistik dan korban perang di Jalur Gaza.Kabar terakhir yang diperolehnya, dua helikopter Israel menembaki kapal Induk Mavi Marmara yang berisi 800 orang dari 50 negara tersebut. Ada 12 Warga Negara Indonesia di kapal itu. Empat diantaranya adalah anggota Mer-C yaitu dokter Arif Rahman; Nurfitri Taher, Abdillah Onim, dan Nur Ikhwan Abadi. Belum ada kabar nasib kedua belas orang tersebut.
Gerakan "Flotilla to Gaza" adalah salah satu gerakan protes kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah. Sejumlah tokoh, pegiat HAM, relawan, dan LSM dari 50 negara mengarungi lautan Internasional untuk menembus blokade darat oleh Israel terhadap penduduk Gaza.
KURNIASIH BUDI