Perusahaan asuransi raksasa asal Amerika Serikat, yang telah menjual beberapa aset utama untuk membayar kembali US$ 182 juta pinjaman dari pemerintah federal, menolak untuk mengalah pada harga yang diminta sebesar US$ 35,5 juta atau Rp 327 triliun.
The New York Times melaporkan, Selasa (1/6) waktu setempat, penolakan itu bakal menghalangi tujuan pertumbuhan laba Prudential dan rencana pembayaran dana talangan AIG kepada pemerintah Federal, setidaknya untuk sementara.
Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, berharap menerima pembayaran US$ 16 juta atau setara Rp 147 triliun dari AIG setelah penjualan aset kepada Prudential selesai.
AIG mengumumkan "tidak akan mempertimbangkan revisi" persyaratan dalam penjualan bisnis asuransi jiwa yang mereka miliki di Asia, American International Assurance, yang berbasis di Hong Kong.
Analis pasar di London, Howard Wheeldon dari BGC, mengatakan Chief Executive Officer Prudential Tidjan Thiam bisa kehilangan pekerjaan jika kesepakatan tersebut benar-benar runtuh. "Thiam memang bisa menjatuhkan 'pedangnya'," kata Wheeldon kepada Times.
BOBBY CHANDRA | UPI