Jaringan bus massal terpadu tersebut akan beroperasi di wilayah Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, dan Purwodadi (Kedungsepur).
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah Kris Nugroho mengatakan untuk kelancaran pembangunan trans Kedungsepur maka pihaknya tengah melibatkan unsur masyarakat serta para pengusaha angkutan. "Agar tidak menimbulkan polemik di kemudian hari," kata Kris, Ahad (6/6).
Saat ini, pihaknya sedang membentuk tim kecil yang terdiri dari pejabat dinas perhubungan di wilayah Kedungsepur. Tim yang bekerja mulai pekan ini akan merumuskan pelaksanaan teknis penentuan rute dan pengadaan bus. Tahap awal direncanakan diterapkan untuk rute Weleri - Kendal - Semarang.
Selanjutnya diharapkan ke seluruh wilayah Kedungsepur dengan rute (Semarang - Demak - Purwodadi), (Semarang - Ungaran - Salatiga), dan Salatiga - Kedungjati - Gubug. Keberadaan bus massal cepat tersebut bertujuan dapat menjadi transportasi regional bagi penduduk daerah-daerah yang dilaluinya.
Pakar transportasi Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) Joko Setijowarno mengatakan agar tidak ditolak angkutan umum maka nantinya trans Kedungsepur akan melibatkan awak bus yang saat ini beroperasi. Pengelolaan juga akan melibatkan pengusaha angkutan.
Sementara, untuk tiket bus akan dibuat elektronik, bukan dalam bentuk karcis. Untuk armada bus, tidak perlu dibuat tinggi seperti di Semarang. Sehingga, haltenya pun bisa sederhana seperti halte-halte biasa.
Djoko berharap dengan adanya angkutan massal ini bisa mendukung dan mendorong sektor pariwisata. Sebab, pemerintah kabupaten/kota bisa mengusulkan trayek yang bisa melewati lokasi pariwisata setempat.
ROFIUDDIN