Menurut Agus, seperti yang dikutip dalam laman resmi Kementerian Keuangan, Selasa (8/6), krisis yang merebak di Eropa juga menjadi pembicaraan dalam pertemuan para Menteri Keuangan Negara-Negara G-20 di Busan, Korea Selatan, yang berlangsung pada 3-5 Juni lalu.
“Banyak negara yang mengalami defisit APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) hingga 8-10 persen,” kata Agus di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Senin (7/6). Menurut dia, dalam pertemuan itu para Menteri Keuangan mengharapkan negara-negara di dunia bisa menjaga fiskal dengan konsolidasi yang baik.
Hal itu yang membuat Indonesia harus waspada. Pemerintah telah mengantisipasi hal tersebut dengan mengusulkan kebijakan ekonomi makro dan kebutuhan pokok fiskal untuk 2011. Tahun depan Indonesia berencana menurunkan defisit dari 2,1 persen menjadi 1,7 persen. “Itu sejalan dengan sinyal yang disampaikan dalam pertemuan negara G-20,” tutur Agus.
Terkait badai krisis yang menerpa kawasan Eropa, Uni Eropa mulai membentuk dana talangan masif, Senin (7/6) waktu setempat, yang dapat menyelamatkan setiap anggota Uni Eropa dari kebangkrutan. Hal ini juga bertujuan menenangkan kegelisahan pasar yang telah disinyalkan oleh euro ke titik terendah dalam empat bulan terakhir terhadap dolar Amerika Serikat.
Paket penyelamatan yang "mengejutkan dan mengesankan" dari Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) itu berjumlah total 750 miliar euro atau setara US$ 1 triliun. Dana ini dapat dipinjamkan kepada setiap negara di kawasan euro yang memiliki risiko kebangkrutan.
Di samping itu, dana tersebut juga dimaksudkan untuk melawan kekhawatiran para investor bahwa Spanyol, Portugal atau negara lain, bisa saja mengikuti jejak Yunani yang memerlukan dana talangan bailout untuk memenuhi pembayaran utang.
Tersedia dana khusus siap pakai berjumlah hingga 440 miliar euro atau US$ 526 miliar siap bulan ini, ketika negara-negara itu memformalkan jaminan utang untuk sekitar 90 persen dari paket itu, kata Perdana Menteri Luksemburg Jean-Claude Juncker, yang memimpin diskusi antarmenteri keuangan Eropa, Senin.
Dana lain sebesar 60 miliar euro dikelola oleh Komisi Eksekutif Uni Eropa "tersedia untuk memenuhi kebutuhan keuangan mendesak yang akan muncul". Dalam waktu yang sama, kata Juncker, Dana Moneter Internasional akan mengucurkan dana lain sebesar 250 miliar euro.
Jerman, yang akan memangkas anggaran terbesar, menekan negara-negara zona Eropa lainnya untuk melakukan pemotongan anggaran besar dalam mengurangi kemungkinan mereka membutuhkan dana talangan. Pasar "ingin melihat tidak hanya tindakan, tapi perbuatan" untuk mendongkrak mata uang, kata Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble.
Kanselir Jerman Angela Merkel berjanji "menyiapkan contoh", Senin, yang membuat rencana untuk menyelamatkan 80 miliar euro sepanjang 2014 dengan mengurangi subsidi untuk orang tua, memangkas 15 ribu pekerja dan menunda proyek-proyek pemerintah, seperti pembangunan dan konstruksi replika Istana Prusia di Berlin.
BOBBY CHANDRA