Upacara Jumenengan itu dilakukan Rabu (9/6) siang di bangsal Panembahan Keraton Kasepuhan Cirebon. Turut hadir dalam raja-raja se Nusantara seperti Raja Denpasar IX dari Kerajaan Badung, Bali, Raja Samu-Samur dari Nusa Laut, Maluku, Raja dari Kesultanan Skala Brak, Lampung, Kesunanan Surakarta Hadiningrat serta sejumlah kerajaan lainnya. Juga sejumlah anggota DPD dan Wakil Bupati Jawa Barat Dede Yusuf.
Upacara Jumenengan diawali saat Arif membuka kain berwarna cokelat yang menyelubungi sebuah keris. Keris dengan panjang sekitar 60 cm tersebut merupakan keris peninggalan Sunan Gunung Jati yang kemudian diselipkan ke pinggang sebelah kiri. Setelah itu, resmilah Arif menjadi Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon yang bergelar Sultan Sepuh XIV.
Upacara Jumenengan ini bertepatan dengan peringatan 40 hari wafatnya Sultan Sepuh XIII, Sultan Maulana Pakuningrat. "Kami semua kehilangan sosok yang sangat kami kagumi," katanya. Selain itu Arif pun mengungkapkan jika penganugerahan harkat dan martabat Sultan yang diberikan kepada dirinya hari ini merupakan amanah yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Ini dikarenakan fungsi keraton untuk sebagai penyangga budaya. "Karenanya keraton harus bisa merevitalisasi dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya yang ada di Cirebon," katanya.
Usai upacara Jumenengan dilanjutkan dengan pelepasan 14 burung merpati sebagai simbol perdamaian serta 14 pohon langka diantaranya pohon dewandaru di halaman keraton.
IVANSYAH