"Perkembangan ekonomi terkini saya kira kita ikuti perkembangan perekonomian global, utamanya di Eropa," kata Presiden saat membuka sidang kabinet Paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Kamis (10/6).
Krisis ekonomi 2008-2009, lanjut Presiden, secara global mengalami pemulihan tetapi dampak dari resesi global itu masih dirasakan banyak negara di dunia. "Yunani, dalam batas tertentu Hungaria, Spanyol dan disebut negara-negara lain menghadapi sejumlah masalah perekonomian," ujarnya.
Kepala Negara menjelaskan sama seperti 2008 lalu, krisis finansial di Amerika Serikat dengan cepat merembet ke seluruh dunia, hampir semua negara terimbas dampaknya. "Oleh karena itu kita harus memahami dan melakukan langkah antisipasi dan sejumlah langkah yang pro aktif sebagaimana kita laksanakan 2008 dan 2009 sehingga alhamdulillah kita bisa meminimalkan dampak itu," tegasnya.
Sebagai salah satu negara yang tergabung dalam G-20, menurut Yudhoyono, Indonesia menyadari masyarakat dunia mengharapkan G-20 ikut mengatasi permasalahan ekonomi global tersebut. Presiden mengatakan peran G-20 tetap penting untuk menghadapi permasalahan ekonomi global karena kelompok negara itu merepresentasikan kekuatan ekonomi global. "Ada kritikan terhadap G-20 yang dikatakan policy koordinasinya tidak mampu mengatasi permasalahan di Eropa misalnya," kata Presiden.
Untuk itu, Kepala Negara meminta dalam sidang kabinet agar Menteri Keuangan memaparkan potensi pengaruh permasalahan ekonomi di Eropa terhadap ekonomi domestik sehingga semua menteri mendapatkan gambaran dan pada akhirnya bisa menyiapkan langkah antisipasi seperti yang dilakukan 2008-2009 lalu.
DWI RIYANTO AGUSTIAR | AGUS SUPRIYANTO