TEMPO Interaktif, Denpasar: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tetap fokus menyaksikan pagelaran tari Anggada Duta dalam acara pembukaan Pekan Kesenian Bali (PKB) ke-32 di Panggung Terbuka Ardha Chandra Art Centre Denpasar Bali, malam ini. Presiden tidak beranjak dari tempat duduk meski hujan turun rintik-rintik dan ia tak menggunakan payung. Begitu juga dengan sejumlah menteri yang mendampinginya.
Pagelaran tari Anggada Duta merupakan acara terakhir pembukaan Pekan Kesenian Bali (PKB) ke-32. Anggada Duta ini bercerita tentang seorang tokoh bernama Anggada yang diutus Rama untuk membebaskan Dewi Sinta dari Rahwana. Anggada sempat dihasut Rahwana dan memberontak kepada Rama. Namun, Rama bisa kembali menyadarkan.
Sebenarnya, gerimis sudah terjadi sejak pidato Gubernur Bali I Made Mangku Pastika. Made saat itu, berharap agar gerimis segera reda. Namun, sekitar satu jam pagelaran, gerimis tak kunjung henti.
Menurut seorang pemegang alat gamelan, pagelaran itu sempat dipercepat. Ada sejumlah adegan yang terpaksa dilewati. Misalnya saja adegan Anggada mengamuk yang terpaksa tidak ditampilkan dalam pertunjukan gara-gar hujan. . "Ini tadi yang dipercepat karena gerimis," ujarnya. Namun, lanjutnya, ceritanya masih nyambung dan sesuai dengan alur.
Setelah pagelaran selesai, Presiden bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono dan para menteri meninggalkan Panggung Terbuka. Namun, Presiden dan Ibu negara menyempatkan diri berfoto dengan para pemain. Dalam pidatonya, Presiden meminta identitas budaya bangsa tetap dipelihara.
EKO ARI WIBOWO