TEMPO Interaktif, Jombang - Limbah berbahaya yang dibuang ngawur di Dusun Klubuk, Desa Sukodadi, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kini dijaga sejumlah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tingkat kecamatan.
Menurut Camat setempat, Sugiono, itu dilakukan untuk menjaga lokasi tetap steril. ”Jangan sampai ada warga yang mendekat,” kata dia, Ahad (13/6).
Dalam empat hari terakhir, muncul tumpukan limbah berbahaya di lahan warga yang berjarak sekitar 200 meter dari permukiman penduduk. Limbah menimbulkan bau menyengat hidung. Sejak kemunculan limbah, warga juga mendadak terjangkit penyakit kulit.
”Ada warga yang gatal-gatal semenjak limbah itu ada,” kata Sukran, Kepala Dusun setempat, Sabtu sore kemarin.
Sukran mengatakan, Selasa malam kemarin, warga mengintai beberapa truk parkir di area sawah. Truk membuang muatannya di lokasi parkir secara bergiliran. Esoknya, warga menemukan tumpukan limbah sudah menggunung.
Sabtu sore kemarin, muncul satu truk lagi hendak membuang limbah. Warga yang memergoki truk pun geram. Beberapa warga menangkap sopir. Setelah diinterogasi, sopir tak mau mengaku dari mana asal limbah itu. Warga kemudian menyerahkanya ke polisi, tapi dibebaskan.
Kepala Kepolisian Sektor setempat, Ajun Komisaris Suhartono, mengakui hal itu. Dia berdalih, pelepasan dilakukan sebagai bentuk pengamanan sopir dari amuk massa.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jombang yang turun ke lokasi menduga, itu adalah limbah pabrik.
Dwi Ariyani, Kepala Sub Bidang Tata Lingkungan dan Penanggulangan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Jombang, mengatakan, tim akan meneliti sampel limbah di laboratorium. Limbah itu diduga dari pabrik kertas. Limbah kertas sudah membentuk sludge (limbah padat yang sudah mencair). Sampel cairan kertas berwarna coklat, kuning, hitam, dan putih juga sudah diambil.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada yang tahu dari mana asal limbah pabrik itu.
MUHAMMAD TAUFIK