Dewan Negara, badan eksekutif tertinggi dalam pemerintah Cina, juga mengarahkan perbankan untuk mengontrol pinjaman kepada badan-badan pemerintah daerah tersebut dengan menargetkan kredit pada proyek-proyek khusus, dan pemantauan proses penggunaan kredit itu.
Bank-bank di Cina lolos dari gejolak terkait kredit perumahan yang melanda lembaga keuangan Barat dan memicu penurunan ekonomi global. Namun analis memperingatkan ledakan pinjaman yang didorong oleh pengeluaran stimulus pemerintah bisa membebani peminjam dengan gunungan kredit macet.
Mei lalu, Dewan Negara memerintahkan peninjauan terhadap lembaga investasi setelah Bank Dunia dan bank sentral memperingatkan tentang tingkat utang dan mengatakan bank bisa menghadapi kerugian jika lembaga tersebut tidak dapat melunasi utang mereka. Lembaga-lembaga itu berinvestasi dalam real estate dan infrastruktur sebagai bagian dari pengeluaran stimulus pemerintah Beijing.
"Ada beberapa masalah yang terjadi yang memerlukan perhatian tinggi," kata sebuah pernyataan pemerintah akhir pekan lalu, yang diunggah di situs Dewan Negara, Ahad (13/6).
Media Cina mengatakan lembaga investasi pemerintah berutang 6 triliun yuan atau US$ 880 miliar kepada bank-bank negara. Peneliti Amerika Serikat, Victor Shih dari Northwestern University, memperkirakan total pinjaman pemerintah daerah sepanjang 2004-09 mencapai 12 triliun yuan atau US$ 1.600 miliar.
Dewan Negara mengatakan beberapa bank dan lembaga keuangan memiliki kesadaran risiko yang kurang, sementara lembaga manajemen investasi tidak memiliki kredit yang memadai.
Pemerintah daerah juga telah melanggar peraturan. Mereka tidak diizinkan menggunakan aset milik negara atau pendapatan pemerintah untuk memberikan jaminan, langsung atau tidak langsung, untuk lembaga-lembaga investasi.
Bank-bank negara sudah lama diharapkan untuk menopang perusahaan-perusahaan pemerintah, meminjamkan dana kepada mereka terlepas dari kemampuan untuk membayar. Pemerintah telah menghapuskan sekitar US$ 400 miliar kredit macet di bank-bank negara dalam dekade terakhir.
Pemerintah pusat hanya membayar seperempat dari 4 triliun yuan US$ 586 miliar dalam rencana stimulus. Sisanya berasal dari perusahaan negara dan pinjaman oleh pemerintah tingkat rendah dari bank dalam negeri.
BOBBY CHANDRA | ASSOCIATED PRESS