Dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/6), Pefindo mengungkapkan ekspansi bisnis Bakrieland, yang sebagian besar dibiayai dari utang, menjadi batasan untuk membaiknya peringkat perusahaan. Selain itu karakteristik industri properti yang sensitif terhadap keadaan makro ekonomi juga turut berpengaruh terhadap outlook perusahaan dengan peringkat BBB+ ini.
Bakrieland merupakan pengembang properti terintegrasi di Indonesia yang memiliki 4 unit bisnis, yaitu City Property, Landed Residential, Hotel and Resort, dan infastruktur terkait properti. Komposisi saham terdiri dari 65,1 persen oleh publik, 24,3 persen oleh CGMI 1 Client Segregated Securities, dan sisanya 10,4 persen dipegang oleh PT Bakrie and Brothers.
Pada kuartal pertama tahun ini, Bakrieland membukukan laba bersih Rp 28 miliar. Angka itu naik 26,5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu yaitu Rp 26,3 miliar. Untuk sisi pendapatan, anak usa Bakrie itu mencatat peningkatan 26,6 persen atau 205,5 miliar.
Sektor City Property memberi kontribusi terbesar pada pendapatan perusahaan, yaitu 50,1 persen. Hotel dan resor menyumbang 28,7 persen, Land Residential 16,6 persen, dan infrastruktur terkait properti 4,6 persen. Begitu juga dengan laba usaha yang tercatat naik Rp 33,4 milar atau 27,8 persen dari kuartal pertama tahun sebelumnya.
RIRIN AGUSTIA