"Minyak mentah gagal mendekat ke US$ 76. Harga melayang rendah yang dipercepat oleh penurunan peringkat utang Yunani. Semua pasar turun dari harga tertinggi sebelumnya," kata Tom Bentz, pialang di BNP Paribas Commodity Futures Inc di New York.
Harga mentah AS untuk antaran Juli naik US$ 1,34, atau 1,82 persen di US$ 75,12 per barel, setelah sempat menyentuh di US$ 75,99. Harga ini masih jauh di bawah harga tertinggi selama 19 bulan di atas US$ 87 awal Mei. Harga minyak ICE Brent London untuk pengiriman Juli naik US$ 0,76 menjadi US$ 75,11 per barel.
Lembaga pemeringkat internasional, Moody's Investor Service, Senin lalu menurunkan peringkat obligasi pemerintah Yunani ke wilayah "sampah", seiring risiko di zona euro dan paket penyelamatan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk negara yang terbelit utang.
Harga minyak dan saham sebelumnya terdongkrak oleh data yang menunjukkan produksi industri zona euro melonjak pada April melebihi tahun-tahun sebelumnya dalam bulan apa pun selama hampir dua dekade. Hal tersebut memberikan investor keyakinan baru bahwa pemulihan ekonomi global tengah mengumpulkan kekuatannya.
Badan Pusat Statistik Uni Eropa, Eurostat, mengatakan pertumbuhan industri di 16 negara yang menggunakan mata uang euro naik 0,8 persen ketimbang bulan sebelumnya, yang secara keseluruhan naik 9,5 persen.
Setelah penurunan peringkat obligasi Yunani, nilai euro menguat terhadap dolar Amerika Serikat sehingga menyalakan kembali kekhawatiran tentang tingkat utang yang berlebihan di beberapa negara zona euro. Indeks dolar DXY terus melemah terhadap mata uang utama dunia.
Saat nilai dolar Amerika cenderung melemah akan meningkatkan harga-harga komoditas yang berpatokan dalam dolar karena menurunkan nilai pemegang mata uang lain dan mengurangi nilai mata uang yang diterima produsen dari produk mereka.
BOBBY CHANDRA | REUTERS