"Angkasa Pura ingin biaya yang murah sekitar Rp 1,7 triliun," kata juru bicara Wakil Presiden, Yopie Hidayat, usai Rapat Pembangunan Bandara Ngurah Rai dan Bandara Lombok yang berlangsung di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (15/6).
Rapat itu dihadiri antara lain Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Perhubungan Freddy Numberi, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Bambang Darwoto, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zainul Majdi, dan perwakilan Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Bandara Ngurah Rai akan mengalami perombakan. Terminal domestik dirobohkan dan dimundurkan dari 13.300 meter menjadi 120 ribu meter, lantas dipindah menjadi terminal kedatangan internasional. Begitu pula terminal internasional juga akan diubah menjadi terminal domestik dengan luas 65.800 meter.
Bandara tersebut ditargetkan mampu menampung 9 juta penumpang per tahun. Selain perluasan terminal, kata Yopie, bakal dilakukan perluasan lahan parkir untuk mobil dan pesawat terbang. Targetnya Bandara Ngurah Rai akan diselesaikan selama 30 bulan.
Wakil Presiden Boediono, menurut Yopie, meminta jalan akses yang harus dipersiapkan seiring dengan perluasan Bandara Ngurah Rai. Alasannya, selama ini pertigaan Bandara Ngurah Rai dan simpang siur sering mengalami kemacetan. "Jika pembangunan (Bandara) diminta dua fly over," katanya.
Rapat tersebut juga membahas penyelesaian pembangunan Bandara Internasional Lombok. Saat ini, bandara yang berkapasitas 1,7 juta penumpang per tahun ini sudah selesai 95 persen. "Tinggal finishing touch, November- Desember sudah bisa beroperasi," katanya.
Masalahnya tinggal pada pembebasan lahan jalan yang akan menghubungkan Mataram ke bandara. Jalan penghubung ini direncanakan sepanjang 19,9 kilometer dengan dua jalur selebar 7 meter per ruas. "Gubernur NTB bilang mulai hari ini clear, dan Menteri PU janjinya (jalan) selesai akhir tahun ini," ujarnya.
Pembangunan jalan itu menghabiskan Rp 679 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan Rp 150 miliar dari Anggaran Penerimaan Belanja Daerah Nusa Tenggara Barat. Selain menghubungkan kota Mataram dan bandara, jalan tersebut juga akan menghubungkan dengan lokasi wisata pantai di Nusa Tenggara Barat.
Sebelumnya, pembangunan bandara ini dilakukan seiring dengan pembangunan kawasan wisata Putri Mandalika yang dilaksanakan Emar Group, investor dari Dubai. Tapi soal kepastian penyelesaian proyek ini, Yopie ia enggan menjawabnya. "Cek saja di BKPM, tapi pemerintah tetap akan menyiapkan infrastrukturnya," tutur dia.
EKO ARI WIBOWO