Harga minyak melanjutkan kenaikan hingga 2,4 persen, Selasa (15/6) waktu setempat, setelah indeks dolar, yang membandingkan dolar Amerika Serikat dengan 16 mata uang utama dunia, turun 1,7 persen dalam dua hari terakhir, sehingga meningkatkan daya tarik komoditas sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
"Indeks-indeks di AS semakin baik sehingga orang berpikir permintaan minyak mentah akan meningkat," kata Ken Hasegawa, manajer penjualan komoditas di Newedge, Tokyo, Jepang. "Naik dan turunnya perdagangan minyak tergantung pasar keuangan sehingga kita harus melihat pergerakan euro dan pasar saham."
Harga minyak mentah untuk pengiriman Juli naik US$ 0,25 atau 0,3 persen ke $ 77,19 per barel di New York Mercantile Exchange. Saat ini, harga minyak berada di US$ 77,16 hingga pukul 09.14 waktu Singapura. Kontrak naik US$ 1,82 ke US$ 76,94 kemarin, penutupan tertinggi sejak 6 Mei lalu.
"Harga minyak jelas mengalami kenaikan beruntun karena kenaikan besar yang terjadi pada indeks Dow Jones lebih dari 200 poin, dan melemahnya indeks dolar," ujar Mike Sander, penasihat investasi di Sander Capital Advisors di Seattle.
BOBBY CHANDRA | BLOOMBERG