“Petani sudah terbiasa dengan menjual beras saat panen hingga habis dan tidak disimpan di lumbung,” kata Ketua Asosiasi Perberasan Purbalingga, Mustangin, di Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (16/6).
Saat ini harga beras di penggilingan padi sudah mencapai Rp 4.700 per kilogram untuk beras jenis IR-64. Harga beras itu jauh lebih tinggi di masyarakat yakni di atas Rp 5.000 per kilogram.
Selain itu, penyerapan beras Purbalingga juga banyak dilakukan oleh orang dari luar Purbalingga. Pengusaha dengan modal besar memborong beras Purbalingga dan dijual di luar daerah Purbalingga.
Mustangin meminta pemerintah Purbalingga ikut campur tangan dalam menangani sistem penjualan beras. Pemerintah diharap membangun gudang untuk menyimpan beras petani saat panen tiba sehingga saat paceklik, stok beras masih ada.
Koordinator Pengamat Hama Dinas Pertanian Jawa Tengah, Ratoto mengatakan, kenaikan harga beras disebabkan menurunnya produktivitas gabah. “Penurunan produktivitas ini karena pengaruh hama yang meningkat pula,” ujar Ratoto.
Ia mengatakan, tahun ini berbagai jenis hama menyerang padi milik petani. Hama tersebut antara lain, tikus, kresek, penggerek batang, dan wereng cokelat.
Dari Yogyakarta diwartakan, persediaan beras di Daerah Istimewa Yogyakarta masih mencukupi kebutuhan hingga Desember tahun ini. Sebanyak 17.855 ton beras tersimpan di gudang-gudang milik Perum Badan Usaha Logistik Divisi Regional Yogyakarta.
“Meskipun pada Juli akan ada Muktamar Muhammadiyah yang mendatangkan ribuan peserta, persediaan beras masih cukup. Apalagi pada bulan itu waktunya panen raya padi kedua,” kata Murino Mudjono, Kepala Badan Logistik Divisi Regional Yogyakarta, Rabu (16/6).
Persediaan beras tersebut juga dialokasikan untuk memenuhi penyaluran beras miskin sampai dengan November 2010. Penyaluran beras miskin setiap bulan sebanyak 3.024 ton.
Adapun kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi di Yoguakarta sedikit berpengaruh terhadap inflasi. Kenaikan itu terjadi pada telur ayam ras, beras, cabe-cabean, bawang merah, bawang putih, beberapa komoditas sayuran seperti wortel, buncis, jipang, kol gepeng, kentang, dan loncang.
Berdasarkan pemantauan Tim Pengendali Inflasi Yogyakarta, faktor yang mempengaruhi pergerakan harga terdorong antara lain naiknya tekanan permintaan karena faktor musiman memasuki liburan sekolah, gangguan produksi beberapa produk pertanian karena musim yang polanya menyimpang akibat hujan.
“Secara umum persediaan komoditas pokok di Yogyakarta mencukupi. Soal pasokan gas ukuran 3 kilogram pemerintah dan Pertamina terus memantau distribusi elpiji,” ujar Djoko Raharto, Tim Pengendali Inflasi Yogyakarta.
Ia menyatakan, dengan adanya perkembangan harga-harga kebutuhan di Yogyakarta, diperkirakan pada Juni inflasi di Kota Yogyakarta mencapai 0,67 persen hingga 1,27 persen. Pada Mei lalu, inflasi di Kota Yogyakarta sebesar 0,14 Persen.
ARIS ANDRIANTO | MUH SYAIFULLAH