Pera petani, katanya, lebih awal menimbun pupuk karena khawatir pupuk bersubdisi menghilang di pasaran seperti pada 2009 lalu. Harga pupuk urea bersubsidi melonjak menjadi Rp 105 ribu per 50 kilogram. Jauh dibandingkan harga normal sekitar Rp 82 ribu per 50 kilogram. Bahkan, petani harus berburu ke daerah lain untuk memenuhi kebutuhan pupuk.
Pada periode sebelumnya, katanya, terjadi "main mata" antara distributor dan pemilik kios. Akibatnya, persediaan pupuk bersubsidi menghilang di pasaran. Sejumlah kios hanya menyediakan pupuk non subsidi yang jauh lebih mahal. Akibatnya, sebagian tanaman petani rusak dan produksi tanaman anjlok karena kekurangan pupuk.
Pupuk yang ditimbun petani tersebut bakal digunakan untuk pemupukan musim tanam kedua. Sebagian petani di Tarik, Balungbendo, Krembung, dan Parmbon mulai menebar benih serta segera membutuhkan pupuk urea untuk pertumbuhan tanaman. Mereka memanfaatkan air dari aliran Sungai Brantas.
Menurut Munif, petani mengeluhkan wabah penyakit yang menyerang tanaman padi. Serangan penyakit ini mengakibatkan tanaman layu dan menguning serta berdampak terhadap hasil produksi tanaman yang anjlok hingga 80 persen. "Petani merugi, tak banyak yang bisa dipanen," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Sidoarjo, Handayani mengatakan tanaman padi di Sidoarjo terserang penyakit santo mona. Penyakit menyerang saat tanaman mulai berbuah dan menjelang musim panen. "Tak mempegaruhi produktifitas jika pemupukan baik," tuturnya.
Menanggapi petani yang menimbun pupuk bersubsidi, Handayani menyatakan tak mempersoalkannya. Alasannya, pupuk yang ditimbun petani berasal dari rencana detail kebutuhan kelompok. Sehingga tak menganggu kebutuhan pupuk petani. Ia menjamin tak akan ada kelangkaan pupuk seperti sebelumnya, karena kuota pupuk 2010 sebanyak 23 ribu sesuai dengan kebutuhan.
Untuk mencegah penyimpangan pupuk, pihaknya menurunkan petugas untuk mengawasi penyaluran pupuk dari distributor ke petani. Serta memantau harga penjualan pupuk urea bersubsidi. Harga eceran tertinggi pupuk urea bersubsidi naik dari semula 1.200 per kilogram naik menjadi 1.600 per kilogram.
EKO WIDIANTO