Vickner mengatakan, pasokan listrik dari PLN mulai akhir bulan dipastikan cukup. Namun, hal itu bukan berarti membebaskan sepenuhnya pelanggan dari pemadaman listrik. "Pemadaman masih mungkin terjadi jika ada pemeliharaan mesin, ada gangguan terhadap transmisi, atau ada penambahan pelanggan," ujarnya.
Hingga Selasa (15/6), terdapat 104 sistem di kawasan Indonesia timur yang menungu perbaikan. Namun, Rabu ini tinggal 29 sistem, terdiri atas 28 sistem kecil dan satu sistem besar. Sistem besar jika mencapai 100 megawatt saat beban puncak, sistem kecil jika mencapai 10 megawatt ketika beban puncak.
Daerah operasional Indonesia timur yang masih mengalami defisit listrik di antaranya Nusa Tenggara Barat sebanyak 3 sistem dengan total 41,7 megawatt; Sulawesi Tengah, Tenggara, dan Gorontalo (Sulutenggo) terdiri atas 11 subsistem sebesar 9,7 megawatt; Maluku dan Maluku Utara sebanyak 11 susbsistem dengan total 5,21 megawatt; dan Papua dan Papua Barat sebanyak 3 subsistem dengan total 2,08 megawatt.
Menurut Veckner, Kota Palu yang beberapa waktu lalu sering mengalami pemadaman listrik, sekarang keadaannya sudah membaik. September nanti, Kota Palu dipastikan sudah teraliri listrik yang cukup. "Bahkan, sudah ada 1.250 calon pelanggan baru di Palu," katanya.
Sementara itu, di wilayah operasional Indonesia barat masih terdapat tiga sistem yang sedang dalam perbaikan, yakni di Bengkalis, Air Molek, dan Pulau Pijang. Selama proses perbaikan, kekurangan pasokan listrik diatasi dengan menyewa pembangkit listrik tenaga diesel.
"Sebenarnya kami mengandalkan pasokan listrik dari Pembangkit Asahan I, yang seharusnya akhir bulan ini selesai. Namun, karena terkendala Amdal (analisa mengenai dampak lingkungan), Agustus baru bisa dipasok," ujar Kepala Divisi Transmisi Indonesia Barat PLN Yanuar Hakim.
MAHARDIKA SATRIA HADI