TEMPO Interaktif, Kupang - Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) bertekad menurunkan angka kemiskinan di daerah tersebut dari 1,1 juta atau 23,30 persen menjadi 1 juta atau 21,96 persen pada 2010 ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTT, jumlah penduduk miskin di NTT selalu menujukkan penurunan setiap tahunnya. Pada 2008 jumlah penduduk miskin sebanyak 1,1 juta jiwa dari jumlah penduduk 4,5 juta jiwa.
Sedangkan pada 2009, jumlah penduduk miskin menurun menjadi satu juta jiwa atau 23,81 persen dari jumlah penduduk sebanyak 4,6 juta jiwa. "Salah satu sasaran pembangunan pemerintah NTT adalah menurunkan angka kemiskinan hingga 21,96 persen pada 2010," kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Kupang, Kamis (17/6).
Menurut dia, dari 14 indikator miskin yang digunakan, NTT memenuhi lima kategori, khusus perumahan yakni luas bangunan yang tidak mencapai delapan meter persegi, dinding rumah masih menggunakan pelepa kelapa dan atau tembok yang belum diplester, atap mengunakan daun dan Mandi Cuci Kakus (MCK) yang belum memadai. "Lima kategori itu yang menyebabkan angka kemiskinan di NTT cukup tinggi," katanya.
Selain masalah kemiskinan, menurut Gubernur, NTT juga masih dililit masalah pengangguran yang cukup tinggi. Di mana, prosentase pengangguran di NTT mencapai Rp2,78 persen dari jumlah penduduk 4,6 juta jiwa.
Gubernur mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam menanggulangi masalah kemiskinan di NTT, namun program dan kegiatan itu belum mampu menekan jumlah penduduk miskin dan menekan angka pengangguran.
Karena itu, gubernur meminta agar program dan kegiatan pemerintah pusat dan daerah perlu dinventarisir, sehingga diketahui hambatan dalam penuntasan kemiskinan dan pengangguran di NTT.
"Dari situ juga, kita akan mendapat data terbaru dan valid tentang jumlah rumah tangga miskin dan pengangguran di NTT," katanya.
YOHANES SEO