TEMPO Interaktif, Bangkalan: Jumlah pedagang kaki lima di pintu masuk Jembatan Suramadu wilayah Kabupaten Bangkalan, makin tak terkendali. "Hingga April lalu mencapai 820 pedagang. Padahal dua bulan sebelumnya hanya 360 orang," kata Mahmudi, Anggota Komisi Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan, melalui sambungan telephone, Ahad (20/6),
Kondisi itu membuat pemandangan di pintu tol Suramadu semrawut dan tidak elok. Belum lagi prilaku pedagang yang tidak bersih, sehingga tampak tebaran sampah di jalan. "Bahkan ada pedagang yang nekat berjualan di area tol," katanya.
Mahmudi berharap pemerintah kabupaten segera menertibkan pedagang-pedagang itu. Sebab, jika langkah itu tidak dilakukan segera, Mahmudi jumlah pedagang semakin bertambah dan sulit dikendalikan. "Pedagang perlu dibimbing, agar jualannya tidak melulu makanan dan minuman, bahkan kalau perlu dijadikan pusat penjualan kerajinan tradisional Madura," katanya.
Rozin, pedagang rujak dan es kelapa, mengatakan keberadaan Jembatan Suramadu memang membuka peluang untuk mencari uang. Namun karena jumlah pedangang yang sangatbanyak, persaingan pun sulit dihindari. "Bahkan saya kadang pulang tidak bawa uang," katanya.
MUSTHOFA BISRI