Merakit Motor itu Mudah
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Senin, 21 Juni 2010 12:48 WIB
Seorang pekerja dari perusahaan pengiriman barang merapikan paket sepeda motor di Stasiun Kota Baru Malang (25/8). Motor tersebut akan digunakan pemiliknya berlebaran di kampung. Foto: TEMPO/Nurdiansah
Iklan
Iklan
TEMPO Interaktif, Solo - Satu persatu bagian motor bebek itu dipreteli oleh sekelompok anak muda. Mulai bodi depan dan samping, knalpot, pijakan kaki, ban depan dan belakang, hingga mesin dan komponen-komponen kecil lainnya. Motor yang awalnya gagah dan bisa dikendarai, satu jam kemudian tinggal rangka baja berwarna hijau muda. 

Anak muda tadi bukan orang iseng atau yang punya keinginan jahat untuk merusak sepeda motor. Mereka adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta yang sedang mempraktekkan bongkar pasang sepeda motor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami ingin menunjukkan pada masyarakat kemampuan siswa SMK di bidang otomotif,” kata guru otomotif SMKN 5 Daryanto kepada Tempo, Sabtu (19/6). Aksi bongkar pasang di atas dilakukan saat digelar ajang Kreasso atau kreatif anak sekolah Solo yang diselenggarakan di kawasan Ngarsopuro, Jumat-Minggu, 18-20 Juni 2010.

Proses bongkar pasang dilakukan oleh tim yang terdiri dari enam anak. Setelah dibongkar, bagian-bagian motor ditata, kemudian dipasang kembali. Daryanto menyebut perakitan sepeda motor menjadi salah satu keunggulan sekolahnya. “Sejak Januari 2009, kami sudah berhasil merakit 59 unit,” ujarnya sambil mengatakan pihaknya bekerja sama dengan salah satu produsen sepeda motor asal Cina.

Motor yang berhasil dirakit juga dijual ke pasaran, dengan harga jual lebih murah Rp 1 juta jika dibanding produk yang dibikin pabrikan. “Tapi kualitasnya sama. Karena sudah ada cek dari pabrikan yang bersangkutan,” katanya. Motor jenis rem cakram dijual Rp 8,5 juta dan rem tromol Rp 7,5 juta.

Salah seorang siswa yang turut dalam bongkar pasang, Agung Wibowo, mengaku baru belajar perakitan motor saat di sekolah. Sebelumnya, dia tidak punya latar belakang otomotif. “Saya suka modifikasi dan memasang bagian-bagian motor,” ujarnya.

“Sebenarnya merakit motor itu mudah asalkan tahu caranya,” katanya. Dia mengatakan tidak ada kesulitan saat merakit karena sudah dibekali teori dari para guru.

Selain perakitan motor, sekolah yang terlibat dalam Kreasso juga menampilkan hal lain. Juru bicara panitia Stefani Florencia mengatakan ada praktik membatik dari SMA 5, kerajinan ukir buah dari SMA 4, dan tatah sungging wayang dari SMP 23. “Setiap sekolah menampilkan keunggulannya,” katanya. Ada 100 sekolah dari berbagai tingkatan yang berpartisipasi dalam acara tersebut.

UKKY PRIMARTANTYO 

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi