Bank Dunia menilai, selama lima bulan pertama tahun ini tingkat inflasi banyak disebabkan harga bahan pangan yang bergejolak daripada biasanya. Dari semua komponen indeks harga konsumen, hanya harga bahan pangan yang meningkat lebih cepat dari catatan rata-ratanya pada lima bulan pertama 2010. Barang pangan menyumbang laju inflasi tahunan 6,6 persen pada Mei.
Kenaikan harga pangan, menurut Subham, disebabkan distribusi yang buruk dan keterlambatan masa panen. "Kondisi penanaman yang buruk menyebabkan lonjakan harga berbagai komoditas," ujarnya. Ia mencontohkan harga cabe merah pada April dan Mei. Kenaikan harga cabe merah 40 persen menyumbang seperempat dari keseluruhan inflasi periode ini. Tren ini diprediksikan terus terjadi.
Di samping itu, rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) per 1 Juli mendatang dapat menyebabkan kenaikan inflasi pada semester II-2010. "Kenaikan TDL akan menyebabkan kenaikan biaya energi dan mengakibatkan peningkatan harga komoditas," ujarnya. Namun ia memperkirakan kenaikan tersebut tidak akan terlalu signifikan.
Secara umum, Bank Dunia menilai pertumbuhan ekonomi tahun ini melebihi target pemerintah sebesar 5,8 persen. Ia memprediksikan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,9 persen. Tingkat pertumbuhan tahunan triwulan ini akan meningkat menjadi 6 persen dan akan mendekati 6,5 persen pada triwulan akhir. Percepatan itu akan mengembangkan keseluruhan ekonomi Indonesia sebesar 5,9 persen pada 2010, dan sekitar 6,2 persen pada 201.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi ini akan lebih banyak didorong oleh sektor konsumsi publik dibandingkan oleh dorongan negara. "Kalau kita lihat perkembangan terakhir dimana realisasi belanja negara masih rendah dan sektor konsumsi publik tinggi, kami perkirakan sektor publik akan lebih berperan," tuturnya.
Ia juga mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi akan didorong juga seiring dengan perkiraan peningkatan investasi di Indonesia. "Investasi di Indonesia kami perkirakan meningkat pada 2010 yang dirangsang oleh peningkatan harga komoditas, peningkatan bertahap dalam iklim investasi, dan daya tarik pasar dalam negeri yang terus berkembang," ujar Subham.
FEBRIYAN